Calon Mahasantri dari Luar Jawa daftar di PPTQ Ibnu Katsir

Jember (18/06/2011)- Baru satu bulan dilaunching, Pondok Pesantren Tahfizhul Qur`an (PPTQ) Ibnu Katsir telah menerima pendaftaran calon mahasantri (setingkat S1) dari berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya  dari kota-kota dipulau Jawa, tapi juga dari luar Jawa. Salah satu diantaranya adalah Junaidi, 19 tahun, yang jauh-jauh datang dari Pontianak, Kalimantan Barat. Dengan berbekal informasi yang didapatnya dari Ust. Neman pengasuh PP An-Nu`aini, sebuah Pondok Pesantren besar di Jakarta, Junaidi mendaftarkan diri di PPTQ Ibnu Katsir.
Keinginannya untuk menjadi hafizh (penghafal Al-Qur`an) dan menjadi Guru Syari`ah membuatnya semakin bersemangat untuk menimba ilmu di PPTQ Ibnu Katsir Jember Jawa Timur.
“Saya ingin sekali menjadi Hafizh (Penghafal Al Qur`an – red), selain itu saya ingin menjadi guru syari`ah” katanya. Ditanya mengapa ingin menjadi guru syari`ah, ia mengatakan bahwa dikotanya masih kekurangan guru syari`ah sekaligus sebagai penghafal Al Qur`an. “karena di daerah saya memang masih kurang tenaga pengajar Syari`ah yang juga sebagai penghafal Al Qur`an” paparnya.

Al Qur`an sebagai Cahaya
Sementara itu, Ust Abu Hasanuddin, SPd, Al Hafidz menyampaikan bahwa Al Quran itu sebagai cahaya. “Ini sudah sunatullah, Al Qur`an itu kan sebagai cahaya. Jadi, dimanapun kita membawa Al Quran maka akan banyak orang yang akan mencarinya”, paparnya.
Banyaknya animo masyarakat Indonesia terhadap PPTQ Ibnu Katsir Jember, menjadikannya semakin bersemangat mewujudkan PPTQ terbaik sesuai harapan. “Ini menjadi tantangan dan harapan. Tantangan agar kami bisa mewujudkan harapan mereka untuk menjadi orang-orang seperti salafus sholih, orang-orang yang didekatkan dengan Rasulullah, dan tentunya semakin mendekat kepada ALLAH” terang Ustadz yang juga menjadi pengasuh PPTQ Ibnu Katsir.
“Mereka datang jauh-jauh kan bukan tanpa tujuan” Lanjutnya.”Harapannya tentu agar kita semua menjadi baik. Khususnya PPTQ Ibnu Katsir ini, semoga selalu bermanfaat untuk umat” ujarnya sambil tersenyum. (Abu Dzikri)