Ajarkan 4 Sifat Rasulullah Ini Pada Anak!

Berusaha mencontoh perilaku Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu wujud bahwa kita mencintai dan menghormati Rasul Allah. Dimulai sejak usia dini supaya perilaku tersebut terbawa saat usia remaja sampai tua. Sikap terpuji Rasulullah SAW sangat banyak. Bahkan setiap perilakunya sehari-sehari memiliki suri teladan yang mesti dicontoh. Perkataan dan perbuatan Rasulullah merupakan budi pekerti yang baik. Di antara sifat terpuji Rasulullah, ada 4 sifat yang mesti kita ajarkan kepada anak-anak kita sejak dini:

Shiddiq (Jujur)

Jujur adalah sikap menyatakan sesuatu sesuai dengan fakta. Kejujuran Rasulullah SAW sangat terkenal, tidak hanya diakui teman dekatnya, bahkan diakui oleh musuhnya. Ali r.a meriwayatkan bahwa Abu Jahal berkata kepada Rasululullah SAW, ”Kami tidak mengatakan engkau dusta. Namun, kami menganggap dusta ajaran yang engkau bawa.” Beliau selalu jujur dalam perkataan dan perbuatan benar.

Anak-anak juga seperti itu. Dalam situasi apapun, sifat kejujuran harus dimiliki. Tanda anak hebat adalah jujur. Sebagai contoh, seorang anak anak, sebut saja namanya Odi ditanya oleh guru. ”Kamu tadi pagi salat Subuh atau tidak?” Odi menjawab dengan berbohong, ”Iya Bu, saya salat Subuh tadi pagi.”

Ibu guru melanjutkan, ”Jam berapa kamu salat?”

Odi berbohong lagi, ”Jam 05.00 Bu.” Ibu guru bertanya lagi, ”Salat sama siapa kamu?” Odi terpaksa berbohong lagi, ”Sama mama, papa, dan adek, Bu.” Hanya karena berbohong sekali, Odi terpaksa berbohong lagi dan lagi karena guru terus bertanya. Jadi kita tidak boleh berbohong karena berbohong sekali pun dapat menibulkan kebohongan-kebohongan yang lain dan menyebabkan kita mendapatkan banyak dosa.

Amanah (Dapat Dipercaya)

Amanah merupakan sikap yang dapat dipercaya. Apabila suatu urusan dipercayakan kepadanya maka dia akan melaksanakan urusan tersebut dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana Rasulullah SAW diberikan amanah untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya mesti taruhan nyawa, jiwa, dan raga. Rasul tidak gentar untuk menjalankan amanah itu. Ketika kita berjanji kepada teman, orangtua, saudara, bahkan kepada musuh sekalipun kita harus tetap menepati janji. Jika kita  mengingkarinya berarti tidak dapat dipercaya. Misalkan, Odi diberikan amanah oleh guru untuk memeberitahu teman-temannya yang lain untuk mengerjakan tugas. Tetapi dia tidak menyampaikannya.Berarti Odi termasuk orang-orang yang tidak dapat dipercaya

Tabligh (Menyampaikan)

Sifat tabligh yang artinya menyampaikan, yaitu sifat wajib Nabi menyampaikan seluruh ajaran yang diterima dari Allah SWT berupa wahyu
kepada umat manusia agar menjadi pedoman hidup. Rasulullah SAW menyampaikan seluruh ajaran yang diterimanya dari Allah SWT bahkan sampai yang hal yang terkecil pun sehingga umat manusia mempunyai pedoman dalam kehidupannya. Kewajiban mencontoh dan
menerapkan salah satu sikap Rasulullah yaitu menyampaikan amanah yang ia dapat kepada orang yang berhak menerima dan tidak satupun tidak sampai kepada alamatnya. Misalkan, Odi disuruh ibunya untuk menyampaikan dan memberikan titipan uang kepada ibu pemilik warung. Tetapi dia tidak memberikan uang tersebut, malah menggunakannya untuk jajan. Berarti Odi tidak menyampaikan amanah yang diberikan oleh ibunya kepadanya.

Fathonah (Cerdas)

Sifat fathonah merupakan sifat yang pasti dimiliki. Kita pahami betapa sulitnya tugas yang di emban Rasulullah SAW sehingga wajib memiliki sifat cerdas. Rasulullah saw terkenal sebagai seorang yang cerdas dan pandai, serta sangat arif dan bijaksana. Dalam mengambil
keputusan didasari dengan pertimbangan dan pemikiran matang. Tugas orangtua sebagai pendidik harus mengondisikan agar anak rajin belajar agar menjadi anak cerdas dan pandai. Termasuk di dalamnya mendampingi dan memfasilitasi berbagai kebutuhan penunjang belajar. Jadi dengan meneladani sifat cerdas Rasul, kita dapat melewati berbagai rintangan dalam kehidapan sehari-hari. Terutama anakanak

Keempat sifat dari Rasulullah yang dipaparkan di atas, merupakan akhlak yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini. Terlebih dalam situasi seperti saat ini ketika banyak anak bergaul tidak wajar

 

Sumber:

www.sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id