Mengapa Ayah Harus Sekolah

Sekolah Ayah? Ah, mengada-ada…”, demikian ujar seorang ayah saat mendapat informasi adanya program Sekolah Ayah Yogyakarta (SAY) pada bulan September hingga Desember 2019 kemaren. Ia menganggap, Ayah akan secara otomatis bisa melakukan peran-peran keayahan dengan pembiasaan pada kehidupan sehari-hari. “Capek lah, sekolah terus”, ujar ayah yang lain mengomentari ajakan ikut program Sekolah Ayah. “Sudah ada ibu, biar mereka saja yang belajar mengasuh anak”, ujar ayah yang lain.

Berbagai komentar tersebut, semakin menguatkan hasil studi Roggman (2002), yang menyatakan bahwa walaupun penelitan tentang ayah terus meningkat selama tiga dekade terakhir, namun penelitian tentang keluarga lebih banyak difokuskan pada figur ibu. Dengan demikian informasi dan pengetahuan mengenai peran ibu dalam pengasuhan anak lebih dominan dibandingkan dengan peran ayah.

Keharusan Ayah Terlibat dalam Pengasuhan

Sudah sangat banyak studi yang dilakukan para ahli, tentang urgensi keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Berikut saya ambilkan poin-poin penting dari hasil telaah ilmiah yang dilakukan oleh Farida Hidayati, Dian VS. Kaloeti, dan K. Karyono, dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, yang dimuat dalam Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol 9 No 1 tahun 2011, dengan judul “Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak”.
1. Peran serta perilaku pengasuhan ayah mempengaruhi perkembangan serta kesejahteraan anak dan masa transisi menuju remaja (Cabrera, 2000).
2. Perkembangan kognitif, kompetensi sosial dari anak-anal sejak dini dipengaruhi oleh kelekatan, hubungan emosional serta ketersediaan sumber daya yang diberikan oleh ayah (Hernandez & Brown, 2002).
3. Anak yang ayahnya terlibat dalam pengasuhan dirinya akan memiliki kemampuan sosial dan kognitif yang baik, serta kepercayaan diri yang tinggi (Palkovits,2002)
4. Bayi yang telah menerima perlakuan serta pengasuhan dari figur ayah akan menunjukkan peningkatan kemampuan kognitif pada usia 6 bulan. Pada saat menginjak usia 1 tahun, anak-anak menunjukkan peningkatan fungsi kognitif dalam hal pemecahan masalah (Goldberg,1984).
5. Bayi yang mendapat pengasuhan dari ayah, pada usia 3 tahun memiliki tingkat intelegensi lebih tinggi dari anak-anak seusianya (Yogman, dkk,1995).
6. Anak yang mendapat pengasuhan dari ayah, akan menunjukkan prestasi akademik. Dukungan akademik yang diberikan oleh ayah, berkorelasi positif dengan motivasi akademik remaja (Alfaro,2006).
7. Anak yang mendapat pengasuhan dari ayah, akan termotivasi untuk melakukan performansi akademik terbaik, dan mengutamakan nilai akademik dalam hidup. Secara jangka panjang, anak yang dibesarkan dengan keterlibatan ayah dalam pengasuhan akan memiliki prestasi akademik serta ekonomi yang baik, kesuksesan dalam karir, pencapaian pendidikan terbaik, dan kesejahteraan psikologis (Flouri,2005).
8. Keterlibatan ayah dalam kehidupan anak berkorelasi positif dengan kepuasan hidup dan kebahagiaan anak (Flouri,2005)
9. Keterlibatan ayah dalam kehidupan anak berkorelasi positif dengan rendahnya tingkat depresi anak (Dubowits, 2001; Formoso, 2007).
10. Penerimaan ayah terhadap anak secara signifikan mempengaruhi penyesuaian diri remaja (Veneziano,2000)
11. Penerimaan ayah terhadap anak merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan konsep diri dan harga diri anak (Culp, 2000).
12. Secara keseluruhan kehangatan yang ditunjukkan oleh ayah akan berpengaruh besar bagi kesehatan dan kesejahteraan psikologis anak, dan meminimalkan masalah perilaku yang terjadi pada anak (Rohner & Veneziano, 2001).
13. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan secara positif berkorelasi dengan kompetensi, inisiatif, kematangan sosial dan relatedness anak (Stolz, 2005).
14. Partisipasi langsung ayah dalam pengasuhan anak membawa pengaruh bagi perkembangan perilaku pro-sosial bagi anak usia tiga tahun (Kato, 2002).
15. Remaja yang memiliki kelekatan dengan ayah memiliki interaksi yang minimal konflik dengan teman sebayanya (Ducharme, 2002).
16. Kehangatan, bimbingan serta pengasuhan yang diberikan oleh ayah menguatkan kematangan moral anak, yang diasosiasikan dengan perilaku prososial dan perilaku positif yang dilakukan baik oleh anak perempuan maupun anak laki-laki (Mosely & Thompson, 1995).
17. Suami yang memberikan dukungan emosional kepada istri yang hamil, menyebabkan terjadinya kondisi kehamilan prima dan proses persalinan normal serta anak yang sehat (Teitler, 2001).
18. Anak-anak yang tidak tinggal bersama ayah, sebagian besar mengalami masalah kesehatan (Horn dan Sylvester, 2002).

Masih sangat banyak hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh positif keterlibatan ayah —-bersama ibu—- dalam pengasuhan anak. Namun delapan belas poin yang saya sarikan di atas sudah sangat memadai untuk menjelaskan alasan, mengapa ayah perlu sekolah.

Resolusi 2020 : Menguatkan Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak

Hasil studi yang dilakukan oleh Farida Hidayati dkk dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (2011) menunjukkan, sebagian besar ayah menyatakan bahwa mereka mendidik anak sebagaimana mereka dulu dididik oleh orangtua. Padahal jika dicermati, cara yang digunakan orangtua terdahulu belum tentu tepat. Terlebih lagi, lingkungan strategis juga sudah sangat berubah. Untuk itu, perlu dilakukan usaha aktif para ayah agar terus belajar dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan pengasuhan anak.

Hasil studi Farida Hidayati dkk juga menemukan, banyak persoalan kenakalan anak dimulai dari ketidakberfungsian keluarga. Salah satunya adalah peran ayah yang tidak optimal. Di sisi lain, studi juga menemukan bahwa menguatnya kesadaran peran ayah yang multifungsi dalam proses pengasuhan bersama ibu, dapat meningkatkan kualitas pendidikan keluarga. Diharapkan dengan semakin optimalnya fungsi dan peran keluarga akan menciptakan keluarga yang harmonis sehingga akan lahir pribadi-pribadi yang matang yang akan memimpin bangsa ini dengan baik.

Sumber : www.ruangkeluarga.id