Alumni Sejatinya Bukan Alumni

Para mahasantri angkatan 5 putra dan angkatan 1 putri saat penarikan program pengabdian, pekan lalu.

 

Oleh: Hari Setiawan *

 

PONDOK Pesantren Alquran Ibnu Katsir Jember telah meluluskan lima angkatan putra dan dua angkatan putri. Sebagaimana ketentuan pesantren, mahasantri yang telah menjalani Wisuda Quran harus menjalani masa pengabdian selama 12 bulan.

Pengabdian bisa dilaksanakan di unit-unit pendidikan Ibnu Katsir. Mulai dari PAUD, MADINA, SMK, dan pesantren Ibnu Katsir putra dan putri, serta cabang di Mojokerto dan Kota Batu. Para mahasantri putra angkatan 5 dan mahasantri putri angkatan 1 pekan lalu secara resmi menjalani penarikan.

Status mereka sekarang murni alumni. Bukan santri. Atau, santri pengabdian. Tapi, benarkah mereka telah berstatus sebagai alumni?

Buat saya secara pribadi, kulitnya memang alumni. Tapi, secara isi mereka bukan alumni. Mereka tetap menjadi keluarga besar Pondok Pesantren Alquran Ibnu Katsir Jember.

Karena itu, selayaknya pesantren harus memperlakukan dan menempatkan mereka sebagai keluarga. Bukan alumni, yang bisa dimaknai sebagai orang luar. Sekali-kali mereka tetaplah anggota keluarga pesantren.

Menjadi penting bagi pesantren untuk menetapkan arah kebijakan pengelolaan mereka. Dengan mengelola potensi alumni secara tepat, pesantren dan umat akan mendapat manfaat secara bersamaan. Karena, untuk misi inilah Ibnu Katsir didirikan.

Maknai mereka dengan tepat. Tempatkan di tempat yang tepat. Dan cintai sepenuh hati.

Untuk melakukan tiga hal ini, bisa dimulai dengan membentuk wadah yang tepat untuk mereka. Sebab, hingga usianya yang ke-9 ini, Ibnu Katsir belum mendefinitifkan lembaga yang menaungi mereka.

Jika nanti lembaganya dibentuk, secara pribadi saya usul jangan ada kata “alumni” dalam nama lembaganya. Sejatinya, alumni bukanlah alumni. (*)

 

* Penulis adalah Direktur Majlis Dhuha. Tulisan ini adalah pendapat pribadi, tidak mewakili lembaga.