
Ringkasan materi Ustadz Habibi Hamzah di Majlis Dhuha oleh Salamah (mahasantri Ibnu Katsir 2)
Seperti yang kita ketahui, kita telah memasuki bulan Agustus dalam pertanggalan Masehi. Dengan begitu hari kemerdekaan Indonesia tinggal menghitung hari. Maka marilah kita mensyukuri nikmat kemerdekaan ini. Salah satu cara kita mensyukuri yaitu dengan memanjatkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia kemerdekaan bagi Negara kita.
Di dalam makna kemerdekaan itu, terdapat beberapa nikmat yang harus disyukuri, yakni
- Nikmat beribadah
- Nikmat bermu’amalah
- Nikmat keamanan
- Nikmat Rezeki
- Dan masih banyak lainnya.
Mengapa kita harus mensyukuri nikmat–nikmat tersebut?
Dikisahkan, bahwa Rasulullah ﷺ memerintahkan para sahabat untuk berhijrah menuju negeri Habasyah di tengah siksaan kaum kafir Quraisy. Untuk apakah hijrah tersebut? Tentu saja tujuannya untuk mendapatkan nikmat beribadah dan mendapatkan keamanan saat beribadah.
Didirikannya sebuah Negara tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mendapatkan keamaan. Keamanan untuk bermu’amalah, jual beli, dan tentunya rasa aman ketika beribadah kepada Allah SWT. Saat keamanan mua’amalah kita dapatkan, jual belipun dapat terlaksanakan, dengan begitu nikmat rezekipun dapat kita rasakan. Dari nikmat yang telah kita rasakan, terdapat perjuangan dari para pahlawan untuk kemerdekaan bangsa. Artinya, sebuah nikmat yang Allah berikan adalah hasil dari apa yang telah kita lakukan. Selayaknya Rasulullah ﷺ dan ummatnya yang berhijrah untuk mendapatkan nikmat beribadah. Dapat kita simpulkan bahwa kemerdekaan adalah salah satu hasil perjuangan hijrah para pahlawan. Dengan kata lain kita dapat mensyukuri hari kemerdekaan dengan cara berhijrah atau yang sering kita dengar move on.
Apa hubungan dari move on dan hijrah? Move on sering di artikan seorang remaja yang tidak dapat berdamai dengan kenangan dari mantan kekasihnya. Benar bukan?
Mungkin saja benar, tapi dalam hal ini move on yang kita artikan yakni berpindah dari hal yang buruk menuju hal yang lebih baik. Dan hijrah pun bermakna meninggalkan negeri kufur menuju negeri yang beriman atau meninggalkan perihal terlarang dan maksiat menuju ampunan Allah SWT dan ridho-Nya.
Jadi makna hijrah dan move on terbilang selaras, hanya saja stigma mayoritas masyarakat telah mempengaruhi makna move on tersebut. Lalu bagaimanakah cara kita untuk bisa move on dengan makna hijrah sesungguhnya? Yakni dengan move on ala Nabi ﷺ.
Move on ala Nabi ﷺ dapat kita lakukan dengan beberapa cara atau tahapan. Salah satunya bisa kita lakukan dengan muhasabah diri atau intropeksi diri. Terdapat kalimat masyhur dimasa kholifah Umar bin Khattab r.a yang berbunyi :
“حَاسِبُوْا قَبْلَ أَنْ تُحَاسِبُوْا”
“Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab.”
Orang yang berakal adalah ia yang selalu mengintropeksi diri dan melakukan perbaikan amalnya untuk akhiratnya.
Kita memang perlu untuk bermuhasabah,
- Untuk apakah usia kita?
- Apa saja yang kita lakukan dimasa muda?
- Dari mana pula kita mendapatkan rezeki?
- Mau kita apakan harta yang telah kita dapatkan?
Dengan memperbanyak bermuhasabah kita dapat mengetahui, apakah pahala kita yang banyak atau malah dosa kita yang banyak? Jika memang dosa kita yang banyak maka bertaubatlah kepada Allah ta’ala dan perbanyaklah istighfar. Perbanyaklah amalan sholeh serta menjaga diri dari hal menggelincirkan agar tidak terjatuh pada lubang yang sama.
Dan jika amalan baik yang lebih unggul maka niatkan semua ikhlas untuk Allah SWT, beristiqomahlah dalam menjalankanya karena karomah yang paling baik adalah istiqomah. Memohon pertolongan allah atas perbuatan kita yang mana dialah Rabb yang maha membolak balikkan hati. Selamat move on sahabat lillah