Mahasantri Ibnu Katsir 2 Jember Raih Juara Nasional di LDDNI IKADI

oleh Arrini Syahadah, Alumni PPA Ibnu Katsir 2

Seorang mahasantri Ibnu Katsir 2 Jember, Nurhalizah Idris, yang akrab disapa Iid, berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan memenangkan Lomba Da’i Digital Nasional IKADI (LDDNI) kategori Da’i Gen Z. Iid mewakili daerah IKADI Jember dan berhasil meraih juara pertama, mengalahkan ratusan peserta dari seluruh Indonesia.

“Saya sangat terkejut ketika diumumkan sebagai juara 1. Awalnya, saya hanya ingin mencoba dan berniat untuk ibadah serta mensyiarkan agama Allah. Pesan orang tua saya selalu teringat: meskipun punya ilmu sedikit, amalkan dan syiarkan. Saya yakin, kemenangan ini adalah berkah dari Al-Qur’an yang saat ini sedang saya hafalkan,” ujar Iid penuh syukur.

Perlombaan ini dilaksanakan secara online, di mana peserta diminta membuat video pidato dengan durasi, tema, dan tempat yang telah ditentukan. Video-video tersebut kemudian diunggah di kanal YouTube IKADI untuk diseleksi. Hasil akhirnya diumumkan pada 2 November 2024.

Minat Iid dalam dunia dakwah sudah muncul sejak kecil. “Saya tertarik menjadi seorang da’i yang pandai berbicara di depan umum. Dulu, saya belajar public speaking untuk melatih diri agar tidak menjadi orang yang terlalu pendiam. Menurut saya, orang pendiam sering dianggap lemah. Ketertarikan saya semakin kuat saat belajar di pondok pesantren, melihat para ustaz dan ustazah yang begitu piawai dalam menyampaikan dakwah.”

Selain itu, Iid ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa santri tidak hanya belajar mengaji, tetapi juga mampu berprestasi hingga tingkat nasional bahkan internasional.

“Dengan mengikuti perlombaan ini, saya ingin melatih minat dan bakat saya, sekaligus menunjukkan bahwa santri juga bisa berkontribusi besar untuk masyarakat. Ini juga menjadi wasilah untuk meluruskan persepsi keliru di masyarakat tentang pendidikan pesantren,” tambahnya.

Dalam perjalanan dakwahnya, Iid terinspirasi oleh banyak tokoh, mulai dari Rasulullah SAW hingga ulama dan da’i masa kini.
“Tokoh utama saya tentu Rasulullah SAW. Kemudian ada Umar bin Khattab yang awalnya membenci Islam, tetapi setelah masuk Islam menjadi pembela agama yang gigih. Saya juga terinspirasi oleh Hasan Al-Banna dengan semangat dakwahnya yang tinggi, serta karya beliau seperti Al-Ma’tsurat yang menjadi wirid harian hingga kini. Dari zaman sekarang, saya mengagumi Ustadz Felix Siauw, Ustadz Hawariyyun, Ustazah Oki Setiana Dewi, dan Neng Umi Laila karena pendekatan mereka yang menginspirasi dan mudah diterima oleh berbagai kalangan.”

Setelah memenangkan lomba ini, Iid berharap dapat terus mengembangkan bakatnya dan menjadi inspirasi bagi generasi muda.
“Semoga Allah memudahkan jalan saya untuk terus belajar dan berdakwah. Saya ingin menjadi seseorang yang tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat,” tutupnya.

Prestasi yang diraih Iid membuktikan bahwa santri mampu bersaing di era digital sekaligus menjadi pelopor dakwah yang relevan dengan zaman. Semoga langkah Iid menjadi motivasi bagi banyak generasi muda lainnya.