Ringkasan materi Kyai Abuhasanuddin oleh Puji dan Afifah, mahasantri Ibnu Katsir 2.
Waktu terus berjalan, hari demi hari berlalu, dan tahun pun silih berganti. Namun, apa artinya semua itu jika kita tidak berusaha memberi makna pada setiap peristiwa yang telah terjadi? Allah SWT telah menetapkan segala sesuatu dengan penuh hikmah dan kesempurnaan bagi kehidupan manusia. Dia menyediakan fasilitas yang tak terhingga untuk menyongsong kehidupan ini. Meski begitu, kita kerap kali terjebak dalam perbandingan: antara yang lebih dan kurang, antara pahit dan manis, antara mudah dan sulit. Padahal, perbedaan inilah yang sejatinya menjadi rahmat, menjadikan kehidupan lebih berwarna dan saling melengkapi.
Sebagaimana kopi yang memiliki rasa pahit, gula hadir untuk menyeimbangkannya. Jika rasa masih belum pas, mungkin bukan kopi atau gula yang salah, melainkan cara kita menakarnya. Sama halnya dengan kehidupan; jika terasa berat, mungkin yang perlu kita lakukan adalah mengintrospeksi diri dan memperbaiki cara pandang serta tindakan kita.
Allah SWT dengan tegas memerintahkan kita untuk selalu melakukan introspeksi diri, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Hasyr ayat 18:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu mempersiapkan diri, tidak hanya untuk hari esok di dunia, tetapi terutama untuk kehidupan akhirat. Muhasabah atau introspeksi diri menjadi sarana penting untuk mengenal lebih dalam siapa diri kita sebenarnya. Sebab, ada hal-hal yang hanya kita sendiri yang mengetahuinya—pikiran, niat, dan perasaan yang tersembunyi di dalam hati.
Untuk melakukan muhasabah, kita memerlukan kesungguhan dan ketenangan. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Mencari tempat yang tenang
Luangkan waktu di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk, sehingga kita bisa merenung dengan lebih fokus. - Mengenali perasaan yang ada
Tanyakan pada diri sendiri: apa yang sedang dirasakan? Apakah ada kesedihan, kebahagiaan, kekecewaan, atau kemarahan? Pahami sumbernya dan bagaimana kita meresponsnya. - Mengevaluasi berbagai aspek kehidupan
Lakukan penilaian menyeluruh, mulai dari kesehatan fisik, kondisi emosional, hubungan spiritual dengan Allah SWT, hingga hubungan sosial dengan orang lain. Jangan lupa meninjau kembali kemampuan dan potensi yang dimiliki, serta kondisi finansial.
Melalui introspeksi, kita dapat memahami kesalahan yang pernah dilakukan dan belajar darinya agar tidak terulang di masa depan. Proses ini juga membantu kita menentukan prioritas dan target untuk meningkatkan kualitas diri. Selain itu, muhasabah mengajarkan kita untuk lebih mensyukuri nikmat Allah SWT, baik yang besar maupun kecil, sehingga hati menjadi lebih tenang dan lapang.
Waktu yang telah berlalu tidak akan pernah kembali. Namun, dengan muhasabah, kita dapat memberi makna pada yang lalu, memperbaiki yang kurang, dan menyongsong masa depan dengan lebih baik. Jangan biarkan waktu berlalu tanpa arti; jadikan setiap detiknya sebagai langkah mendekatkan diri kepada Allah SWT.