MENYIAPKAN DIRI RAIH KEBERKAHAN RAMADHAN

Oleh ustadz Syukri Nursalim, S.Pd.I., Wakil Ketua Yayasan Ibnu Katsir

Bulan Ramadhan akan segera tiba. Momentum penting bagi umat Islam ini selalu dinantikan dan dirindukan kehadirannya. Kedatangannya disambut dengan gembira dan penuh suka cita oleh kaum Muslimin di seluruh dunia. Para salafus sholeh pun mencontohkan bagaimana mereka menyambut Ramadhan dengan penuh harap dan doa. Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitab Lathoiful Maarif menyampaikan:

“Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima amal-amal shalih mereka di Ramadhan yang lalu.’”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun mencontohkan kepada umatnya bagaimana beliau merindukan Ramadhan. Dalam sebuah hadits yang disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar, diriwayatkan Ziyad An-Namiri dari Anas radhiyallahu ‘anhu:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila telah masuk Rajab, maka beliau membaca doa:
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Allahumma baarik lanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighnaa Ramadhan.

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami pada Ramadhan.”

Hadits ini menggambarkan betapa Rasulullah merindukan bulan Ramadhan dan mempersiapkan diri jauh sebelum ia tiba, yakni sejak bulan Rajab dan Sya’ban. Beliau memahami bahwa Ramadhan adalah bulan istimewa, bulan penuh berkah di mana Allah melipatgandakan amal kebaikan dan memberikan karomah bagi orang-orang yang beriman. Ramadhan adalah bulan yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.


RAMADHAN: BULAN BERHIMPUN KEBERKAHAN

Menjelang datangnya bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan kabar gembira tentang kehadiran bulan mulia ini. Dalam riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, suatu bulan yang penuh dengan berkah. Allah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa di bulan itu. Pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Pada bulan itu, setan-setan yang bandel pun dibelenggu. Pada bulan itu, Allah memiliki suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang terhalang dari kebaikannya, maka sungguh dia telah terhalang dari kebaikan.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)

Rasulullah menyebut Ramadhan sebagai bulan penuh berkah. Kata berkah mengandung makna kebaikan dan kemurahan Allah, seperti melipatgandakan amal shalih dan mengampuni dosa-dosa yang lalu. Beberapa keberkahan Ramadhan yang disebutkan dalam hadits di atas adalah:

  1. Syariat Puasa – Sebagai momentum dan media tarbiyah ilahiyah (pendidikan ilahiyah) untuk meraih predikat taqwa.
  2. Pintu Surga Dibuka Lebar – Kesempatan bagi siapa saja yang ingin meraihnya.
  3. Pintu Neraka Ditutup – Mengurangi potensi keburukan.
  4. Setan Dibelenggu – Membantu kaum Muslimin untuk lebih fokus beribadah.
  5. Malam Lailatul Qadar – Malam yang lebih baik dari seribu bulan.

RAMADHAN SEBAGAI TRAINING CENTER

Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam kitab Fiqhu Shiyam mengomentari tafsir surat Al-Baqarah ayat 183 sebagai dasar syariat puasa. Beliau menyebut puasa Ramadhan sebagai madrasah mutamayyizah (lembaga pendidikan unggul). Puasa Ramadhan diilustrasikan sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tiga pilar: raw input, proses, dan output.

  1. Raw Input – Peserta didiknya adalah orang-orang beriman.
  2. Proses – Menjalankan syariat puasa sebagai kurikulum.
  3. Output – Menghasilkan manusia bertaqwa.

Puasa melatih pelakunya untuk mengendalikan diri dari hal-hal yang halal menjadi terlarang selama waktu tertentu. Latihan ini meliputi menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, serta perbuatan dan perkataan yang tidak berguna. Ibnul Qayyim Al-Jauzi dalam kitab Madarijus Salikin mengatakan:

“Beban dan musuh terbesar manusia adalah nafsunya. Manakala ia mampu mengalahkan dan mengendalikan nafsunya sendiri, maka ia akan lebih mudah mengalahkan yang lainnya.”


KAROMAH DAN FADHILAH RAMADHAN

Puasa Ramadhan memiliki berbagai keutamaan dan keagungan, di antaranya:

  1. Menghapus Dosa
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Muslim no. 759)
  2. Pahala Puasa Unlimited
    Dalam hadits qudsi disebutkan:”Setiap amal anak Adam dilipatgandakan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan memberi ganjarannya.” (HR. Muslim no. 2763)
  3. Lailatul Qadar
    Malam kemuliaan ini lebih baik dari seribu bulan. Allah berfirman:لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
    Lailatul Qadr khayrun min alfi syahr (QS. Al-Qadr: 3).
  4. Dimudahkan Beramal Shalih
    Rasulullah bersabda:”Apabila Ramadhan datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Muslim no. 1079)

MELAKUKAN PERSIAPAN

Abu Bakr Al-Warraq Al-Balkhi rahimahullah mengatakan:

“Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi, dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.” (Lathoiful Maarif, hal. 130)

Persiapan dini menyongsong bulan penuh berkah ini sangat penting. Persiapan yang baik akan menentukan keberhasilan seseorang dalam meraih keberkahan Ramadhan. Mari kita jadikan Rajab dan Sya’ban sebagai waktu untuk mempersiapkan amal shalih agar Ramadhan dapat dilalui dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah mempertemukan kita dengan Ramadhan tahun ini dan menjadikan kita hamba yang meraih keberkahannya. (sns)