SURGAKAN RAMADHAN DENGAN AL-QUR’AN | Majlis Dhuha Spesial Ramadhan

Ringkasan materi H. Muhammad Iwan, S.Pd oleh Mahasantriwati Ibnu Katsir 2, Ika Winarni dan Husna Merciani

Coach Jiwan, begitu beliau akrab disapa, adalah Founder Metode Puzzle Qur’an—sebuah metode unik untuk menghafal Al-Qur’an dengan teknik bongkar pasang ayat. Hingga kini, metode ini telah membantu lebih dari 70.000 murid di seluruh Indonesia, khususnya kalangan dewasa dan lansia yang sering mengalami kesulitan dalam menghafal. Kesulitan ini sering kali disebut sebagai “Hipertensi” (Hilang Pergi Tanpa Permisi). Untuk mengatasinya, Coach Jiwan memperkenalkan metode ‘MUDAH’:

  • M = Mendengar
  • U = Ucapkan
  • D = Dilihat
  • A = Akal
  • H = Hati

Sebagai contoh, dalam menghafal Surah Ar-Rahman yang terdiri dari 78 ayat, kita bisa mulai dengan langkah pertama, yaitu Mendengar. Dengarkan ayat melalui murottal atau bacaan orang lain hingga terasa akrab di telinga. Metode ini merujuk pada cara malaikat Jibril men-talaqqi Rasulullah ﷺ saat menyampaikan wahyu pertama kali. Rasulullah ﷺ yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis) menerima wahyu dengan cara mendengar, sebagaimana para mualaf juga pertama kali dibimbing untuk melafalkan syahadat, bukan membacanya.

Setelah mendengar, langkah berikutnya adalah Ucapkan. Dengan melafalkan ayat secara berulang, lisan kita akan terbiasa dan lebih mengenal ayat yang dihafal. Penting juga untuk memperhatikan hukum bacaan dan pelafalan yang benar.

Selanjutnya, Melihat. Langkah ini bertujuan agar kita mengenali bentuk ayat dan huruf-hurufnya. Misalnya, dalam ayat pertama Surah Ar-Rahman, kita bisa mengamati huruf-hurufnya: alif, lam, ra, ha, mim, dan nun. Dengan memperhatikan detail ini, kita dapat lebih mudah mengingatnya.

Langkah keempat adalah Akal. Dalam tahap ini, kita melibatkan pemahaman mendalam dengan mencari arti ayat dan membuat pertanyaan yang berkaitan dengannya. Sebagai contoh, dalam Surah Ar-Rahman:1 yang berarti “Maha Pengasih”, kita bisa bertanya: Mengapa Allah disebut ‘Maha Pengasih’? Jawabannya, karena kasih sayang-Nya meliputi semua makhluk, termasuk orang-orang kafir yang tetap diberikan kenikmatan meski tidak beriman kepada-Nya.

Terakhir, Hati. Jika akal bertugas untuk berpikir, maka hati bertugas untuk berdzikir. Mengulang-ulang ayat dalam hati sambil memahami maknanya akan menanamkan ayat tersebut lebih dalam. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Anfal:2:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.”

Juga dalam Q.S. Al-Hasyr:21:

“Jika Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti engkau akan melihatnya tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah.”

Menghafal Al-Qur’an adalah proses yang membutuhkan pengulangan dan perasaan yang hadir setiap kali membaca dan menghafalnya. Kuncinya adalah yakin dan memulai dengan niat yang tulus: “InsyaAllah, aku menghafal karena Allah.” Sebab, setiap amal tanpa niat akan sia-sia, sementara niat yang tulus akan mendatangkan pahala berlipat ganda.

Jika mengalami kesulitan dan terbata-bata dalam menghafal, jangan putus asa. Justru, Allah menjanjikan pahala dua kali lipat bagi mereka yang berusaha meskipun belum lancar. Namun, tentu saja, kita harus terus berusaha hingga membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa orang yang membaca Al-Qur’an dengan lancar akan ditempatkan bersama para malaikat. Kedudukan ini tentu lebih tinggi di sisi Allah.

Al-Qur’an adalah firman Allah yang tertulis di atas kertas. Kertas biasa mungkin murah harganya, tetapi ketika di atasnya tertulis ayat-ayat Allah, nilainya menjadi sangat mulia. Lalu, bagaimana cara Allah mengajarkan Al-Qur’an kepada kita? Coach Jiwan menjawab dengan sederhana:

“Gak usah dipikirin, tapi di-dzikirin!”

Allah telah memberikan kita mata, hati, telinga, dan akal untuk berdzikir kepada-Nya. Maka, sudah sepatutnya kita mensyukuri nikmat ini dengan terus mendekatkan diri kepada Al-Qur’an, terutama di bulan Ramadhan yang penuh keberkahan.