Berjumpa dengan bulan Ramadhan adalah sebuah kenikmatan besar yang patut kita syukuri. Di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan fadhilah yang tidak dimiliki bulan lainnya. Namun, tidak semua makhluk berkesempatan menikmati bulan mulia ini. Sayangnya, banyak manusia yang sering mengabaikan nikmat tersebut, seperti nikmat berpuasa, nikmat beribadah, dan berbagai keistimewaan lainnya yang hanya hadir di bulan Ramadhan.

Pada Ramadhan kali ini, Ustadz Habibi Hamzah menyampaikan ilmu yang sangat berharga, yang dapat menjadikan Ramadhan kita lebih bermakna. Beliau mengajarkan tentang hakikat tauhid, yaitu mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Ini adalah perintah Allah kepada seluruh hamba-Nya, sebagaimana yang disampaikan Rasulullah kepada Mu’adz bin Jabal. Dalam hadis tersebut, Rasulullah menjelaskan bahwa Allah memiliki hak untuk disembah tanpa disekutukan, dan hak seorang hamba adalah Allah tidak akan menyiksanya selama ia tidak menyekutukan-Nya.

Tauhid adalah inti dari ibadah kita. Kita hanya beribadah kepada Allah semata, karena hakikat penciptaan manusia dan jin adalah untuk beribadah kepada-Nya. Semua nabi dan rasul pun diutus dengan misi yang sama, yaitu mentauhidkan Allah. Nabi Hud berdakwah kepada Kaum ‘Ad, Nabi Shalih kepada Kaum Tsamud, Nabi Syu’aib kepada Kaum Madyan, Nabi Ya’qub kepada anak keturunannya, dan Nabi Muhammad kepada umatnya. Seluruhnya membawa satu seruan: Laa ilaaha illa Allah (Tiada Tuhan selain Allah).

Salah satu peristiwa besar dalam sejarah Islam yang menunjukkan ketauhidan adalah Fathul Makkah, yang terjadi pada bulan Ramadhan. Saat Rasulullah pertama kali memasuki Kota Makkah, beliau melakukan thawaf sebanyak sepuluh kali dan menghancurkan semua berhala di sekitar Ka’bah. Peristiwa ini menjadi simbol pengukuhan tauhid pada bulan yang penuh berkah ini.

Bulan Ramadhan juga menjadi sarana pendidikan tauhid bagi kita. Kita berpuasa dengan ikhlas karena Allah, lillahi ta’ala, serta melaksanakan shalat tarawih dan amal shalih lainnya dengan niat yang murni. Namun, ada tiga golongan yang tetap masuk neraka meskipun mereka beramal, karena niat mereka bukan untuk Allah:

  1. Ahlul ‘ilmi / Ahlul Qur’an yang mengajarkan ilmu bukan karena Allah.
  2. Ahlul jihad yang berjuang bukan karena Allah, tetapi hanya ingin dipandang pemberani oleh manusia.
  3. Ahlus shodaqah yang bersedekah karena ingin mendapatkan pujian.

Rasulullah pernah memberikan pesan mendalam kepada Abdullah bin Abbas tentang ketauhidan:

احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ
“Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.”

Pesan ini tidak hanya ditujukan kepada Abdullah bin Abbas, tetapi juga kepada seluruh umat Islam di muka bumi ini. Semoga kita senantiasa menjaga tauhid dan meraih keberkahan di bulan suci Ramadhan.

Wallahu a’lam bish-shawab.