
Rumah Quran (RQ) adalah sebuah tempat yang didedikasikan untuk kegiatan belajar Al-Quran, mulai dari tingkat dasar hingga program tahfiz (menghafal Al-Quran). Dalam wawancara bersama Ustadz Ibrahim, S.I.Kom al-Hafizh selaku manajer RQ, kami menggali lebih dalam tentang perjalanan dan cita-cita besar di balik berdirinya lembaga ini.
Awal Berdiri dan Legalitas Tempat
Rumah Quran mulai berdiri sejak tahun 2016. Mengenai status tempat yang digunakan, RQ memanfaatkan berbagai bentuk legalitas. Ada bangunan yang bersifat wakaf, dan ada pula yang menggunakan sistem hak pakai. Hak pakai ini terbagi dua jenis: ada yang tidak dibatasi waktu, dan ada yang diperbarui secara berkala, seperti setiap empat tahun sekali.
Sebagai contoh, Rumah Quran yang berada di daerah Tegal Besar saat ini menggunakan sistem hak pakai, dan telah berjalan selama lima tahun. Pada Januari 2025, keluarga Ustadz Ibrahim resmi menempati tempat tersebut, sekaligus memulai aktivitas pembelajaran.
Kelas Al-Quran untuk Semua Kalangan
Seiring berjalannya waktu, kegiatan belajar Al-Quran pun dimulai secara bertahap. Awalnya dibuka kelas untuk lansia, terutama bapak-bapak pensiunan. Selanjutnya, pada bulan Februari, kelas diperluas untuk anak-anak TK dan SD. Alhamdulillah, saat ini tercatat peserta tetap terdiri dari 10 orang laki-laki dewasa, 1 ibu-ibu, serta 4 anak-anak.
Pembelajaran yang dilakukan tidak hanya membaca, tapi juga mencakup tajwid, tahsin, hingga hafalan. Bahkan, beberapa peserta sudah menyelesaikan hafalan juz tertentu.
Visi Jangka Panjang: Rumah Quran di Setiap Desa
Mengenai rencana ke depan, Ustadz Ibrahim menyampaikan bahwa Rumah Quran akan terus dikembangkan, dengan target mendirikan cabang di berbagai wilayah, mulai dari pusat kota hingga pelosok desa di seluruh Kabupaten Jember. Hal ini sesuai dengan arahan dari Ketua Yayasan, Ustadz Abu Hassan Bin, bahwa idealnya setiap desa memiliki satu Rumah Quran.
Untuk mewujudkan cita-cita besar ini, Rumah Quran akan mengutamakan sumber daya manusia (SDM) dari Ibnu Katsir. “SDM dari Ibnu Katsir kita prioritaskan karena mereka sudah pasti hafal Al-Quran, dan itu modal utama dalam mengelola Rumah Quran,” ujar Ustadz Ibrahim.
Ajakan untuk Berpartisipasi dalam Dakwah
Dalam upaya memperluas jangkauan dakwah, Rumah Quran juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berkontribusi. Rencananya, Rumah Quran akan mengembangkan usaha mandiri seperti toko atau unit ekonomi produktif. Namun karena keterbatasan SDM yang bisa fokus mengelola, kemungkinan besar akan bekerja sama dengan manajer ekonomi seperti Ustadz Parit atau Pak Jo.
Di samping itu, masyarakat juga bisa mendukung melalui donasi dalam bentuk uang tunai, kendaraan, atau aset lain yang bisa diuangkan. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk menunjang operasional dakwah, termasuk kafalah untuk para asatidz dan ustadzah yang mengabdikan diri di Rumah Quran.
Rumah Quran bukan hanya bangunan fisik, melainkan cahaya yang menyinari masyarakat dengan petunjuk Ilahi. Dengan semangat dakwah yang terus menyala dan dukungan umat, insyaAllah cita-cita menjadikan setiap desa memiliki Rumah Quran bukanlah angan-angan belaka.