Tahun 2025 menjadi titik baru bagi Yayasan Ibnu Katsir Jember. Setelah 14 tahun berdiri, PPA Ibnu Katsir 1 Patrang dan PPA Ibnu Katsir 2 Kaliwates, kini resmi melahirkan sebuah program baru bernama Scadama (Sekolah Calon Dai dan Ulama).
Program ini sejatinya sudah dirancang sejak 2024 lalu, namun baru benar-benar diterapkan tahun ini. Kehadirannya tidak lain untuk menyegarkan kembali kualitas mahasiswa baru atau mahasantri yang bergabung dengan Ibnu Katsir.
“Scadama sebenarnya kelanjutan dari program penyegaran S1 yang selama ini berjalan. Bedanya, tahun ini kita buat lebih inovatif, dengan pembenahan kurikulum dan metode belajar yang lebih sesuai kebutuhan zaman,” jelas Ustadz Huzhaifah, salah satu pengasuh Ibnu Katsir 2 Putri.
Menariknya, Scadama tidak sekadar menyajikan pendidikan formal ala kampus. Program ini justru hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat: lahirnya generasi yang hafal Al-Qur’an 30 juz bersanad, mampu membaca kitab kuning, fasih berbahasa Arab, berwawasan syar’i, sekaligus memiliki karakter kepemimpinan dan jiwa kewirausahaan.
Tak hanya itu, para peserta juga mendapatkan peluang beasiswa hingga 50%. Dari segi waktu, Scadama memberikan fleksibilitas: bisa ditempuh dengan paket singkat per tahun, maupun secara penuh selama empat tahun—setara program strata satu.
Yang membuat suasana semakin hidup adalah kehadiran peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Ada yang datang dari Madura, Probolinggo, Balopo Sulawesi, bahkan dari Sangatta Kalimantan Timur. Jumlahnya pun cukup berimbang, 9 santri putra dan 8 santri putri. Dari Sangatta sendiri, tercatat ada empat orang—dua putra dan dua putri.
“Banyak yang justru dari luar Jawa,” tambah ustadz Ghufron, sekretaris PPA Ibnu Katsir 1, menggambarkan betapa luasnya jangkauan Scadama.
Dengan semangat yang ditanamkan, Scadama adalah wadah untuk menyiapkan kader dai dan ulama yang siap menjawab tantangan zaman, kuat dalam ilmu, kokoh dalam akhlak, dan sigap dalam kepemimpinan.