
Ringkasan materi Ustadz Ahmad Saifuddin Amin oleh Puji, mahasantri Ibnu Katsir 2
Setiap makhluk yang bernyawa pasti memiliki harapan, baik harapan di dunia maupun di akhirat. Betapa menyakitkan rasanya bila sesuatu yang kita nantikan dengan penuh harap justru tidak kita dapatkan ketika benar-benar membutuhkannya. Demikian pula dengan konsep syafa’at. Setiap dari kita pasti mendambakan syafa’at bagi diri sendiri maupun orang-orang tercinta, pada hari ketika tubuh tak lagi mampu berbuat apa-apa selain mengharap bantuan dan rahmat Allah ﷻ.
Karena itu, sudah sepantasnya kita mempelajari dan memahami konsep syafa’at dengan benar, serta mengetahui cara agar bisa meraihnya kelak di akhirat. Sebelum membahas tentang bagaimana mendapatkannya, mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan syafa’at serta hal-hal yang berkaitan dengannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), syafa’at adalah perantaraan (pertolongan) untuk menyampaikan permohonan kepada Allah. Makna ini merujuk pada perantaraan yang dilakukan malaikat, para nabi, atau hamba-hamba pilihan Allah ﷻ dengan izin-Nya, untuk meringankan beban atau menolak bahaya. Hal ini menunjukkan bahwa syafa’at memang nyata adanya, namun hanya terjadi dengan izin Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 255: “Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa izin-Nya.”
Syafa’at adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah ﷻ kepada hamba-hamba-Nya. Melalui syafa’at, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya sekaligus meninggikan derajat para pemberi syafa’at di hari akhir. Syafa’at berasal dari berbagai sumber, namun yang paling agung adalah syafa’at Nabi Muhammad ﷺ. Beliau memiliki keistimewaan khusus di antara para nabi dan rasul, baik di dunia maupun di akhirat. Salah satu bentuk keistimewaan itu adalah hak pemberian syafa’at.
Berikut beberapa keistimewaan syafa’at Nabi Muhammad ﷺ di akhirat yang tidak dimiliki nabi lain:
- Di padang mahsyar, beliau diberi hak istimewa untuk memohon agar Allah ﷻ mempercepat waktu hisab.
- Saat yaumul mizan (hari penimbangan amal), beliau dapat menambah timbangan kebaikan bagi umat yang amal baik dan buruknya seimbang.
- Nabi Muhammad ﷺ menunggu umatnya di jembatan shirath.
- Beliau adalah orang pertama yang diizinkan masuk surga dan membukanya.
- Beliau mendapat keistimewaan memasukkan umat ke surga tanpa melalui hisab.
- Beliau dapat mengeluarkan umat muslim dari api neraka.
- Beliau dapat meninggikan derajat surga bagi umat muslim.
- Dan yang terakhir, beliau akan bersujud dengan sangat panjang, memohon agar Allah ﷻ mengeluarkan umat yang masih memiliki iman meski hanya sebatas ucapan Laa ilaaha illallah.
Sungguh agunglah syafa’at Nabi Muhammad ﷺ. Betapa meruginya orang yang kelak tidak mendapatkannya. Karena itu, ada beberapa syarat agar kita bisa memperoleh syafa’at beliau, yaitu:
- Beriman.
- Tidak melakukan bid’ah.
- Menjauhi syirik.
- Tidak mengingkari adanya syafa’at.
Selain itu, ada pula amalan-amalan ringan yang bisa menjadi wasilah untuk meraih syafa’at Nabi ﷺ, di antaranya:
- Membaca doa setelah adzan.
- Ziarah ke makam Nabi ﷺ.
- Membaca shalawat.
- Membaca al-Ma’tsurat pagi dan petang.
Sesungguhnya, kita hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa. Surga dan neraka adalah ketentuan Allah ﷻ semata. Tugas kita hanyalah berusaha dengan amal terbaik, sembari berharap pertolongan dan rahmat-Nya. Semoga kita termasuk golongan yang Allah ﷻ izinkan untuk mendapat syafa’at Nabi Muhammad ﷺ.