Ringkasan materi kajian KH. Sukri Nursalim oleh Zulfa, Mahasantriwati Ibnu Katsir 2

Allah menghadirkan ujian kepada kita sebagai bentuk pengujian terhadap keimanan. Pada kesempatan kali ini, kita diajak meneladani keteguhan para pahlawan masa kini, yang menunjukkan iman dan kepedulian nyata di tengah berbagai ujian kehidupan.

Sebagaimana tertulis dalam QS. Al-‘Ankabut ayat 2:
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan: ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak diuji?”

Musibah yang menimpa Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, di mana banyak santri gugur dan mengalami luka-luka, menjadi cermin nyata bahwa keteguhan iman sering kali diuji melalui cobaan yang berat. Kejadian ini mendapat perhatian luas di masyarakat, media sosial ramai membahasnya, dan masyarakat Indonesia menyalurkan doa serta dukungan untuk para korban dan keluarga yang terdampak.

Di belahan dunia lain, ujian serupa terus berlangsung di Palestina. Konflik dan penderitaan rakyat sipil masih berlanjut, sementara banyak pihak memilih diam. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa ujian menimpa berbagai komunitas, dan menuntut kita untuk menunjukkan kepedulian, doa, dan aksi nyata bagi mereka yang sedang berada dalam cobaan, sebagaimana teladan keteguhan para santri Pondok Pesantren Al Khoziny.

Tempat-tempat suci seperti Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, dan Masjid Nabawi selalu menjadi penguat iman umat Islam. Rasulullah ﷺ menyebut ketiganya sebagai tempat yang penuh keberkahan. Masjidil Aqsa bukan hanya kiblat pertama umat Muslim, tetapi juga tempat yang disinggahi Rasulullah ﷺ pada perjalanan Isra’ Mi’raj, dan Allah SWT sendirilah yang menamainya. Shalat di dalamnya bernilai seribu kali lipat dibanding shalat di tempat lain.

Di Indonesia, UUD 1945 menegaskan bahwa penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi. Prinsip ini mencerminkan komitmen bangsa terhadap keadilan dan perdamaian, sekaligus menjadi karakter bangsa yang peduli dan siap membela kebenaran, termasuk di ranah internasional.

Sejalan dengan semangat itu, hadir tokoh-tokoh Islam kontemporer yang dapat disebut sebagai pahlawan masa kini. Mereka di antaranya adalah para ustadz yang konsisten menyuarakan kepedulian terhadap umat, seperti Ustadz Abdul Somad yang terus mengingatkan pentingnya mendukung Palestina melalui dakwah dan ceramah, serta Ustadz Husein Gaza yang menggerakkan bantuan kemanusiaan dan doa bagi saudara-saudara di Palestina. Di samping itu, banyak ustadz lainnya yang beraksi dalam diam untuk membina umat, mengajar al-Qur’an, memotivasi masyarakat untuk tetap sabar dan bertawakal, serta menggerakkan solidaritas sosial di lingkungan masing-masing. Mereka adalah pahlawan masa kini yang mungkin tidak viral, tapi perannya terasa hingga akar rumput.

Para relawan dakwah, para guru ngaji di kampung-kampung, para pengasuh pesantren, dan para pegiat kemanusiaan dari berbagai organisasi Islam juga menunjukkan keteguhan dan kepedulian yang tidak kalah besar. Mereka menjaga iman, mendidik generasi, menolong sesama, dan bergerak ketika banyak orang memilih diam. Kepahlawanan mereka tidak selalu terlihat dalam pemberitaan, tetapi dirasakan oleh masyarakat yang mereka layani setiap hari.

Kajian ini menegaskan bahwa keteguhan iman, kepedulian sosial, dan aksi nyata bagi umat yang sedang diuji merupakan wujud nyata dari pahlawan-pahlawan masa kini. Musibah dan konflik yang menimpa umat Islam di berbagai tempat adalah pengingat bahwa keimanan harus selalu diiringi dengan doa, kesabaran, dan kepedulian terhadap sesama.