
Oleh Ika Winarni dan Husna Merciani, Mahasantri Ibnu Katsir 2
Ada dua nikmat yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat kesempatan. Kita tahu bahwa tanpa sehat kita tidak akan mampu menjalani aktivitas dengan nyaman. Begitu pula dengan kesempatan, tidak semua orang Allah beri kesempatan dalam hidupnya untuk beramal dan mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin.
Jika saat Ramadhan kita menjalani ibadah puasa yang menyehatkan tubuh dan juga membuat organ pencernaan bekerja dengan baik, maka pada momen lebaran tak jarang kita seakan “balas dendam” terhadap puasa yang selama satu bulan ini kita jalani. Berbagai jenis makanan berat dilalap tak terkira. Minuman berwarna menjadi lebih utama dan lebih menarik daripada air putih. Belum lagi kudapan khas lebaran serba manis yang membuat kita benar-benar ‘lebar’an. Berkembangnya dunia juga berimbas pada perkembangan makanan. Sehat atau tidaknya tak lagi menjadi acuan. Saat makanan sehat dibilang ketinggalan zaman, dan junkfood menjadi makanan terkeren. Halal haram pun semakin sulit dibedakan. Hingga ummat muslim harus ekstra hati-hati mencari makanan yang halal lagi thayyib baginya
Makanan yang halal lagi thayyib inilah yang akan menjadi sumber tenaga bagi manusia. Jika makanannya halal, tapi tidak thayyib bagaimana? Ya percuma. Bagaimana Jika thayyib tapi tidak halal? Ya itu lebih parah lagi. Thayyib juga bukan hanya sekedar status, melainkan juga harus menjadi poin utama dalam persepsi kita terhadap makanan. Makanan thayyib sebagai hal yang pas, yang sesuai porsi.
Makanan apapun sejatinya baik. Yang merubahnya menjadi tak baik adalah karena kita mengonsumsinya secara berlebihan. Bukankah semua yang berlebihan itu tidak baik? Dari sinipun kita mampu mengambil hikmah dari sunnah Rasulullah SAW, yang mana mengajarkaan kita untuk qana’ah (selalu merasa cukup). Walau sedikit namun berkah, walau hanya sepiring nasi namun dapat menghasilakan energi itu sudah cukup.
Terdapat fakta menarik lainnnya, yaitu lebaran menjadi ajang penyebaran penyakit menular. Awalnya hanya satu orang yang sakit, menyebar hingga satu rumah dan satu keluarga yang sakit. Hal ini yang harus kita perhatikan dan tidak boleh disepelekan, dimana seperti yang kita tahu, akhir-akhir ini banyak penyakit yang diderita oleh orang di sekitar kita, seperti diare, demam berdarah, bahkan covid yang dikabarkan memiliki varian lainnya, juga flu singapur yang juga baru-baru ini marak dikalangan masa. sudah sepatutnya bagi kita untuk selalu waspada dengan kondisi disekitar kita,
Dalam ikhtiar kita menjaga Kesehatan, ada 3 tips yang disampaikan Dr. dr. Arif Prasetyo pada majlis ikadi edisi mei 2024 di masjid SDIT HARUM Jember ahad kemarin. Beliau mengatakan bahwa hal pertama yang harus kita lakukan dalam mewujudkan raga yang sehat adalah menjaga pola makan. Begitu pula dengan bagaimana Kita harus mengubah mindset kita bahwa ‘makan’ bukanlah hobi ataupun tujuan healing, melainkan untuk memenuhi nutrisi tubuh. Jika dirasa nutrisinya sudah cukup, maka sudah. Jangan dilebihkan. kebutuhan karbohidrat pada aktivis Pendidikan jauh lebih sedikit daripada pekerja kasar seperti kuli bangunan, petani, dll. Hal ini disebabkan karena pekerjaan di luar ruangan mampu menghabiskan energi yang lebih besar. Ada Kebutuhan cairan pula yang juga harus dipenuhi, yaitu 2 liter air per harinya.
Ikhtiar kedua adalah dengan menjalankan puasa sunnah. Tubuh tentu perlu adaptasi lagi untuk Kembali menjalani aktivitas sehari-hari, puasa syawal, senin-kamis, atau puasa daud (dalam istilah medis disebut intermitten fasting atau puasa yang berjarak) mampu menjaga stabilitas kondisi tubuh pasca Ramadhan.
Ikhtiar ketiga adalah olahraga. Rasanya tidak afdhal jika kita ingin sehat tapi enggan berolahraga, Karena salah satu cara mengeluarkan racun dari tubuh adalah melalui keringat yang banyak dikeluarkan saat berolahraga. dr. Arif menyarankan agar saat berolahraga, kita harus memperhatikan 5 hal yang disebut MASALARIKU.
MA (macam olahraga), olahraga seperti apa yang kita lakukan harus sesuai dengan hasil yang kita inginkan. Olahraga untuk diet dan olahraga untuk body build tentu berbeda. Lakukanlah olahraga sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
SA (saat olahraga). Kapan olahraga itu di lakukan. Waktu terbaik tentunya di pagi atau sore hari. Hindari olahraga di malam hari karena dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, liver dan organ lainnya.
LA (berapa lama durasi yang kita tempuh saat berolahraga). normalnya, efek olahraga baru akan terasa setelah 30 menit dalam zona olahraga.
RI (frekuensi seberapa sering kita berolahraga). untuk menjaga Kesehatan, cukup 3 kali sepekan. Namun jika untuk mengurangi berat badan harus dilakukan tiap hari.
Terakhir, KU (kuatnya kita berolahraga). Olahraga aerobic lebih utama karena efeknya jauh lebih besar daripada yang lain.
Namun perhatikan juga kemampuan fisik. Bagi lansia tentu sangat tidak disarankan olahraga berat seperti lari atau badminton, cukup berjalan santai. Bagi orang yang mengidap gagal ginjal tentu saja tidak boleh olahraga yang berat karena justru akan berakibat buruk pada kesehatannya. Apakah capek atau keringat yang dihasilkan saat kita bersih-bersih bisa menjadi sarana pengganti olahraga? Tentu saja tidak, karena keringat yang di hasilkan saat berolahraga atau aerobic setelahnya akan terasa ringan dan menyehatkan.
Tidur yang cukup juga mampu berpengaruh terhadap efektifnya pekerjaan yang akan kita jalani selama seharian. Waktu yang diperlukan untuk istirahat atau tidur yakni 7 sampai 8 jam selam sehari, hal ini juga mampu meningkatkan daya ingatan dari jangka pendek menjadi ingatan jangka Panjang atau disebut juga fase konsolidasi. Pola tidur seperti ini diterapkan oleh seorang mahasiswa berprestasi yang menjuarai lomba nasional fakultas kedokteran. Saat ditanyakan apakah kunci sukses supaya ia mampu menjuarai lomba nasional tersebut, ditambah lagi pada saat yang bersamaan ia juga mampu mengemban Amanah di beberapa komunitas berbeda, Sehingga terbesit pula pertanyaan massa Apakah dia tidak pernah tidur? yang mengejutkan adalah jawabannya yang justru sebaliknya, ia mengatakan bahwa dia tidur kurang lebih 9 jam sehari. Lalu bagaimana dia menghasilkan banyak prestasi jika 1/3 harinya digunakan untuk tidur? Jawabannya adalah dengan manajemen waktu yang baik
Kesimpulannya adalah bagaimana caranya agar kita mampu menjadikan aktivitas kita menyehatkan bagi tubuh adalah dengan cara merubah pola hidup dengan sabaik-baiknya. Kita tahu bahwa sejatinya semua itu ada letak dan porsinya masing-masing, maka tinggal bagaimana cara kita untuk mampu mengkolaborasikan antara menikmati-membatasi-mengimbangi perkara yang mampu berakibat buruk pada kondisi tubuh kita. khusnul khotimahnya seseorang itu tergantung dengan kebiasaannya dan kebiasaan itu sendiri tergantung dengan bangun subuhnya.
Ketika seseorang bangun pagi lantas melaksanakan sholat tahajud disambung sholat fajar kemudian sholat shubuh berjama’ah maka bisa dipastikan seseorang itu akan enjoy menikmati seharian full kegiatan yang akan dijalaninya. Maka dari itu banyak pakar ahli menyarankan bagi seorang penghafal Al-qur’an untuk membiasakan dirinya menghafal pada waktu pagi sebelum shubuh, karena pada saat itu dimana kondisi otak yang fresh dan jauh dari hiruk pikuk keramaian.