Asta Cita Presiden dan Wapres Baru dan Harapan Rakyat Indonesia

oleh Hari Setiawan, Sekretaris Yayasan Ibnu Katsir

INDONESIA baru saja memiliki presiden dan wakil presiden baru hasi pemilihan presiden (pilpres) 2024. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah dilantik di hadapan Sidang MPR untuk memimpin Republik Indonesia.

Euforia atas pelantikan pemimpin nasional yang baru sangat terasa. Bahkan, gaungnya masih menggema sampai hampir sebulan setelah keduanya dilantik.

Dari aspek komunikasi politik, Prabowo berhasil membius masyarakat. Dimulai dari pidatonya usai dilantik yang berjanji untuk menghadirkan kesejahteraan rakyat.

Cita-cita Prabowo dituangkan dalam Asta Cita. Selama ini angka 8 identik dengan Prabowo.

Isi lengkap Asta Cita sebagai berikut:

  1. Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM).
  2. Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
  3. Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
  4. Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
  5. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
  6. Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
  7. Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.
  8. Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan Makmur.

Jika presiden dan wakil presiden yang baru memiliki Asta Cita, rakyat pun memiliki asa atau harapan kepada pemimpin baru neger ini. Apa saja?

PERATAMA, Adil dalam Penegakan Hukum

Keadilan ini kunci dari kesejahteraan. Jika keadilan tidak ditegakkan, tatanan bernegara akan kacau-balau.

Maka, Prabowo dan Gibran harus tampil menjadi pemimpin yang menjadikan keadilan sebagai panglima. Tidak boleh lagi ada kesewenang-wenangan.

Hukum harus ditegakkan dengan seadil-adilnya, tidak boleh tajam ke bawah tumpul ke atas. Apalagi, Islam telah menempatkan keadilan dalam posisinya yang mulia.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْاۗ اِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Surat Al Maidah: 8).

Rasulullah SAW juga memerintahkan umatnya untuk adil:

“Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah adalah berada pada mimbar-mimbar dari cahaya di sisi kanan Yang Maha Pengasih dan kedua TanganNYA adalah kanan, yaitu mereka yang berbuat adil dalam hukum, keluarga dan kekuasaan mereka.” (HR. Muslim, no.1826)

KEDUA, Kebijakan Pro Rakyat yang Konkret

Rakyat saat ini juga menghadapi berbagai kesulitan. Mulai dari daya beli masyarakat yang turun yang menyebabkan kelesuan ekonomi, lapangan kerja yang makin sempit, harga-harga semakin mahal, judi online yang merajalela, dan sebagainya.

Kebijakan yang pro rakyat ini adalah implementasi dari apa yang diperintahkan Rasulullah Muhammad SAW.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ

“Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat.”

Bahkah, Rasulullah SAW memberikan ancaman bagi pemimpin yang tidak pro rakyat.

“Siapa yang diamanati Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia tidak memimpinnya dengan tuntunan yang baik, ia tidak akan dapat merasakan bau surga.” (HR Bukhari dan Muslim).

Tentu saja kebijakan pro rakyat ini harus menyentuh hajat seluruh rakyat. Mulai dari hak atas kemerdekaan beragama dan menjalankan ajarannya, pendidikan terjangkau dan layak, lapangan kerja dan harga-harga terjangkau, infrastruktur yang memadai, dan sebagainya.

KETIGA, Penguatan Akhlak Masyarakat dan Ketahanan Keluarga

Yang tidak kalah mendesak dari pemecahan problematika rakyat hari ini adalah pentingnya penguatan akhlak dan ketahanan keluarga.

Akhlak adalah representasi karakter individual yang terpuji. Sedangkan keluarga adalah institusi utama yang menentukan akhlak dari masing-masing individu rakyat.

Karena itu, kabinet pemerintahan yang baru harus memiliki perhatian besar dalam pendidikan akhlak dan karakter serta penguatan institusi keluarga.

Selama ini peran penguatan akhlak dan institusi keluarga dominan dilakukan oleh pihak ketiga, seperti program-program kajian atau pelatihan yang dilakukan para ustadz, tokoh agama, serta lembaga sosial lainnya.

Masyarakat pun sebenarnya tidak menuntut terlalu banyak. Penuhi saja 3 hal di atas, masyarakat akan semakin mencintai negeri ini dan pemimpinnya. Insyaa Allah. *