Bukan hanya Ibnu Katsir 1 dan 2 setingkat mahasiswa, Madina pun juga melaksanakan karantina Qur’an.

Menjelang Wisuda Akbar Santri Madina Ibnu Katsir, para santri kelas VI SD tengah menjalani program karantina hafalan Al-Qur’an. Program ini menjadi puncak dari proses panjang pendidikan Qur’ani di Madina Ibnu Katsir, sebuah sekolah dasar yang berkomitmen mengantarkan siswanya menyelesaikan hafalan 30 juz sebelum lulus.

Ustadz Syamsul Haidi, selaku Mudir Madina Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa karantina ini bukan sekadar ajang persiapan wisuda, melainkan momentum penting untuk memantapkan dan menguatkan hafalan para santri.

“Tujuan utama karantina adalah untuk mematangkan dan memutqinkan hafalan mereka,” ujar beliau. Di masa karantina, santri diarahkan untuk fokus total pada Al-Qur’an tanpa distraksi. Dalam sehari, mereka ditargetkan untuk murojaah minimal 3 hingga 5 juz secara rutin dan terkontrol.

“Kalau murojaah cuma dua hari ya belum cukup. Hafalan mungkin sudah selesai, tapi kalau tidak diperdalam, kelancarannya belum mantap,” tambahnya.

Kegiatan utama selama karantina adalah setoran murojaah yang dilakukan empat kali dalam sehari. Di antara sesi-sesi ini, santri juga diberikan waktu untuk mengikuti pelajaran umum (mapel) sekitar satu jam per hari sebagai selingan agar tidak jenuh.

Dengan pola seperti ini, karantina tidak hanya membantu memperkuat hafalan, tapi juga menjaga semangat belajar santri tetap stabil hingga hari wisuda tiba.

InsyaAllah, Wisuda Santri Madina Ibnu Katsir akan dilaksanakan pada 15 Juni, bertempat di Aula UDS Universitas Dokter Subandi. Terdapat sekitar 20 peserta dari kelas VI, dan sekitar 25 peserta Zahrawain, menjadikan total peserta wisuda kurang lebih 45 orang santri.

Momen ini akan menjadi ajang syukur dan kebanggaan, baik bagi para santri maupun orang tua serta para guru yang telah membersamai mereka dalam perjalanan mulia menghafal Kalamullah.

Karantina hafalan bukan sekadar kegiatan menjelang wisuda. Ia adalah bentuk kesungguhan terakhir dalam memastikan bahwa setiap santri Madina Ibnu Katsir tidak hanya hafal 30 juz, tetapi juga mutqin dan siap menjaga serta mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan mereka.

Dengan bimbingan intensif dan suasana yang kondusif, para santri dipersiapkan untuk naik ke panggung wisuda sebagai huffazh cilik yang tangguh dan penuh berkah.