
Majlis Dhuha, salah satu program unggulan di bawah naungan LMI Ibnu Katsir, kini hadir dengan semangat baru. Tak sekadar forum kajian rutin, Majlis Dhuha sedang bertransformasi menjadi pusat layanan dakwah dan komunitas yang lebih dekat, menyenangkan, dan inklusif bagi masyarakat.
Mas Joe, selaku Manajer LMI Ibnu Katsir, menyampaikan bahwa Majlis Dhuha akan tetap mempertahankan layanan yang sudah menjadi ciri khas, seperti kopi, teh hangat, dan cek kesehatan gratis. Ke depan, akan ditambahkan pula sarapan dhuha bagi jamaah. Namun, hal ini tidak akan mematikan bazar yang biasanya turut menyemawakkan pengajian. Justru panitia akan menggandeng para pedagang bazar untuk menyediakan sarapan bagi jamaah.
Salah satu inovasi yang paling menarik adalah program Hadiah Umrah bagi jamaah paling aktif. “Program ini akan berlaku selama satu tahun. Jamaah yang rutin hadir dan berhasil mengajak orang baru untuk ikut serta akan mendapat poin, dan yang tertinggi akan berangkat umrah,” jelas Mas Joe. Informasi lengkapnya diumumkan pada Majlis Dhuha edisi Mei.
Mas Joe mengakui bahwa salah satu kendala besar dalam penyelenggaraan Majlis Dhuha adalah ketidakterpaduan antara konsep dan pelaksanaannya. Awalnya, MD dijalankan oleh unit terpisah dari struktur LMI Ibnu Katsir, padahal mayoritas jamaah adalah para donatur. “Idealnya, Majlis Dhuha menjadi bagian langsung dari pelayanan Ibnu Katsir,” tegasnya.
Selama ini, pelaksanaan MD lebih difokuskan pada sekadar “ada” – ada acara, ada pemateri, dan tidak defisit. Namun, kini paradigma itu diubah. Fokus utamanya adalah totalitas pelayanan: bagaimana bisa melayani jamaah sebanyak dan sebaik mungkin.
Visi baru Majlis Dhuha adalah menjadikan jamaah bukan hanya sebagai peserta, tetapi juga pemilik. Dalam praktiknya, mereka diajak bergotong royong. Ada yang membawa makanan, ada yang menjadi panitia, ada pula yang terlibat dalam layanan sosial seperti sarapan gratis
Ibka Peduli, salah satu unit sosial di bawah Ibnu Katsir, akan berperan sebagai koordinator distribusi layanan gratis ini. Harapannya, kegiatan ini benar-benar menjadi dari jamaah, oleh jamaah, dan untuk jamaah.
Ketika ditanya tentang harapan ke depan, Mas Joe menjawab dengan optimis, “Target kami adalah menghadirkan seribu jamaah dalam setiap Majlis Dhuha, dengan kualitas layanan yang sama—baik yang duduk di dalam ruangan maupun di luar.”
Tak hanya kuantitas, kualitas juga ditekankan. “Keberhasilan bukan hanya jumlah jamaah, tapi berapa banyak yang terlibat aktif dalam kepanitiaan, kerelawanan, dan pelayanan,” tambahnya.
Majlis Dhuha diharapkan bisa menjadi gerbang utama bagi masyarakat untuk mengenal lebih dekat lembaga Ibnu Katsir, agar kemudian dapat mengajak mereka untuk turut berjuang bersama mendukung dakwah Al Qur’an Ibnu Katsir.