
Oleh : Moch. Ilyas
Generasi muda adalah aset paling berharga dalam membangun peradaban. Di tangan merekalah masa depan umat ditentukan. Karena itu, mendidik mereka bukan sekadar tugas, melainkan sebuah keniscayaan yang harus dipikul dengan sungguh-sungguh. Dalam urusan ini, tidak ada teladan terbaik selain Rasulullah Muhammad SAW. Melalui tangan beliau, lahirlah generasi pemuda yang tangguh, kokoh dalam iman, dan luhur dalam akhlak.
Islam memandang masa muda sebagai fase emas dalam kehidupan manusia—masa yang penuh energi, semangat, dan idealisme. Maka tak heran jika Islam memberikan perhatian besar terhadap pembinaan generasi muda. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.”
(QS. Al-Kahfi: 13)
Ayat ini merujuk kepada Ashabul Kahfi, sekelompok pemuda yang teguh mempertahankan keimanan di tengah tantangan zamannya. Ini adalah bukti bahwa dalam sejarah Islam, pemuda selalu memegang peran vital sebagai pelopor perubahan dan penjaga akidah.
Rasulullah SAW sangat menyadari potensi besar yang dimiliki para pemuda. Beliau membina mereka dengan kasih sayang, penguatan spiritual, dan latihan tanggung jawab sejak dini. Beberapa di antara mereka bahkan menjadi tokoh penting dalam sejarah Islam, seperti:
- Ali bin Abi Thalib: Masuk Islam pada usia 10 tahun, menjadi pembela setia Nabi, dan kelak menjadi khalifah yang adil.
- Usamah bin Zaid: Dipercaya sebagai panglima pasukan melawan Romawi saat masih berusia sangat muda.
- Zaid bin Tsabit: Penulis wahyu yang juga menguasai berbagai bahasa asing.
- Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Abbas: Menjadi ulama besar dan periwayat hadits terkemuka.
Dalam membina para pemuda, Rasulullah SAW menggunakan pendekatan yang menyentuh hati dan relevan dengan karakter anak muda, di antaranya:
- Memberikan keteladanan dalam akhlak dan ibadah
- Menugaskan sesuai kemampuan untuk melatih tanggung jawab
- Menerapkan dialog terbuka dan penuh hikmah
- Memberikan pujian dan motivasi yang membangkitkan semangat
Beliau bersabda:
“Sesungguhnya Allah kagum terhadap pemuda yang tidak memiliki kecenderungan menyimpang.”
(HR. Ahmad dan Tirmidzi – terjemahan)
Artinya, menjaga diri di usia muda adalah bentuk kemuliaan besar, dan Rasulullah SAW sangat mendukung pemuda untuk mulai membina diri sejak dini.
Landasan utama yang ditanamkan Rasulullah kepada para pemuda adalah tauhid dan akhlak. Pendidikan beliau bukan sekadar teori, melainkan keteladanan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Beliau pernah bersabda kepada Abdullah bin Abbas, yang saat itu masih kecil:
“Wahai anakku, jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu…”
(HR. Tirmidzi – terjemahan)
Sabda ini menunjukkan bagaimana Nabi SAW menanamkan kesadaran spiritual yang mendalam sejak usia dini. Ia tidak hanya memberi perintah, tetapi juga membiasakan akhlak mulia: jujur, sabar, rendah hati, dan menghormati orang tua.
Berbeda dengan sebagian pandangan modern yang meremehkan potensi pemuda, Rasulullah SAW justru memberikan kepercayaan kepada mereka untuk memikul tanggung jawab besar. Beliau tidak menunggu mereka menjadi “cukup tua”, karena yakin bahwa dengan bimbingan dan dukungan yang tepat, pemuda mampu menjadi pilar penting umat.
Melalui metode ini, Rasulullah mencetak generasi pemimpin yang tidak hanya berilmu, tetapi juga memiliki jiwa sosial tinggi dan karakter yang tangguh. Mereka bukan hanya cerdas, tapi juga siap berkontribusi secara nyata untuk umat.
Di era yang penuh tantangan moral dan krisis identitas seperti sekarang, umat Islam sangat perlu meneladani cara Rasulullah SAW dalam mendidik generasi muda. Kita harus menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuhnya keimanan, membuka ruang bagi kreativitas, serta memperkuat karakter.
Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tapi juga pembentukan jiwa. Maka, para orang tua, guru, dan pembina harus meneladani Rasulullah SAW dalam kasih sayang dan kesabaran saat mendidik pemuda. Jadilah pelita, bukan hanya penasihat—menuntun dengan cinta dan akhlak.
Rasulullah SAW telah memberikan contoh terbaik dalam membina generasi muda yang unggul secara spiritual dan sosial. Kini saatnya kita meneladani beliau dengan sungguh-sungguh. Mari membina anak-anak kita bukan hanya untuk cerdas, tetapi juga untuk beriman, berakhlak, dan bertanggung jawab sebagai penerus risalah Islam.
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim – terjemahan)
Semoga Allah SWT menjadikan kita pendidik yang mengikuti jejak Rasulullah, serta mengaruniakan kepada kita generasi muda yang mencintai agamanya, kuat imannya, dan indah akhlaknya. Aamiin.