Qurban Merupakan Cara Unik Dekat Dengan Allah

Oleh : Moch. Ilyas

Ibadah qurban bukan hanya tradisi tahunan dalam Islam, melainkan sebuah bentukpenghambaan yang istimewa dan penuh makna. Ia menjadi salah satu cara unik bagi seorangMuslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan mengorbankan sesuatu yang berharga sebagai wujud ketaatan dan kecintaan kepada Sang Pencipta.

Qurban berasal dari kata qarubayaqrubuqurbanan, yang berarti “dekat”. Secaraistilah, qurban adalah menyembelih hewan tertentu pada hari Idul adha dan hari-hari tasyrik(11, 12, dan 13 Dzulhijjah) sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Qurban merupakansunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi Muslim yang mampu, dan wajibbagi sebagian ulama menurut kondisi tertentu.

Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlahsholat karena Tuhanmu dan berqurbanlah.” (QS. Al-Kawtsar: 1–2)

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Rasulullah ﷺ (dan umatnya) untukmelaksanakan dua ibadah utama sebagai bentuk syukur atas nikmat-Nya: sholat dan qurban. Ini menegaskan bahwa qurban adalah ibadah yang langsung diperintahkan oleh Allah, bukansekadar amalan budaya atau tradisi sosial.

Salah satu nilai spiritual tertinggi dalam qurban adalah meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS, yang rela mengorbankan putranya, Ismail AS, atas perintah Allah. Peristiwa luarbiasa ini diabadikan dalam Al-Qur’an:

Tatkala anak itu sampai (pada umursanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Wahai anakkuSesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa akumenyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Wahai ayahkuLakukanlah apa yang diperintahkan kepadamuinsya Allah engkau akan mendapatikutermasuk orang yang sabar.'” (QS. As-Saffat: 102)

Peristiwa tersebut menggambarkan bentuk puncak kepasrahan dan pengorbanankepada Allah SWT. Maka setiap kali seorang Muslim melaksanakan qurban, iamenghidupkan kembali semangat keikhlasan dan ketundukan yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS.

Qurban bukan sekadar menyembelih hewan. Lebih dari itu, ia merupakan simbolpenyerahan diri, pengorbanan atas hal yang dicintai demi menaati perintah Allah. Ini adalahibadah yang menyentuh aspek spiritual, sosial, dan moral.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

“Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah dari anak Adam ketika Hari Raya Iduladha selain menyembelih hewan qurbanSesungguhnya hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduknyakukunya, dan bulunya. Dan sesungguhnya darahnya akansampai kepada Allah sebelum jatuh ke tanah. Maka ikhlaskanlah diri kalian dalamberqurban.” (HR. Tirmidzi, no. 1493; Ibnu Majah, no. 3126 – sanad hasan)

Hadits ini menunjukkan betapa besar nilai ibadah qurban di sisi Allah. Setiap bagiandari hewan yang dikurbankan menjadi pahala, bahkan darahnya disebutkan sampai kepadaAllah sebelum jatuh ke tanah—sebuah ungkapan untuk menggambarkan betapa mulianyaamal ini bila dilakukan dengan ikhlas.

Melalui qurban, seorang Muslim belajar mengendalikan ego, sifat kikir, dan kecintaan terhadap harta. Qurban mengajarkan bahwa apa yang kita miliki sejatinya hanyalahtitipan dari Allah, dan yang menjadi milik sejati adalah apa yang telah kita infakkan di jalan-Nya.

Allah SWT menegaskan:

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)

Ayat ini memperjelas bahwa yang Allah nilai dari qurban bukan pada bentuk fisikhewan atau banyaknya daging, tetapi niat, keikhlasan, dan ketakwaan yang mengiringipelaksanaannya.

Selain bernilai ibadah vertikal, qurban juga memiliki dimensi sosial yang kuat. Daging qurban dibagikan kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat. Ini menumbuhkansolidaritas, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan mengurangi kesenjangan sosial di tengahmasyarakat.

Qurban menjadi momentum berbagi yang tidak hanya memberi kebahagiaan lahiriahbagi sesama, tetapi juga menumbuhkan rasa empati dan kasih sayang di antara manusia.

Qurban adalah bentuk ibadah yang sangat istimewa. Ia menggabungkan unsurspiritual, sosial, dan moral dalam satu kesatuan. Ia adalah cara unik dan penuh makna untukmendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan meneladani Nabi Ibrahim AS, mengujikeikhlasan hati, serta membuktikan kecintaan kita kepada Allah di atas segalanya.

Maka dari itu, hendaknya setiap Muslim yang memiliki kemampuan, tidak menyia-nyiakan kesempatan mulia ini. Qurban bukan sekadar ritual tahunan, tapi sebuah investasiakhirat yang luar biasa nilainya.

“Barang siapa yang memiliki kelapanganlalu ia tidak berqurbanmaka janganlah iamendekati tempat sholat kami.” (HR. Ibnu Majah, no. 3123 – hasan)

Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita, dan menjadikan qurban sebagaijalan untuk semakin dekat dengan-Nya. Āmīn.