Mengulik Rahasia Family Goals Keluarga Nabi Ibrahim a.s | Majlis Dhuha Edisi Juni

Ringkasan Materi Ust Widodo Saputra oleh Zulfa, Mahasantriwati Ibnu Katsir 2

Bulan Dzulhijjah mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kehidupan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Saat bulan Dzulhijjah umat islam mengenang ketaatan Nabi Ibrahim yang bersedia menyembelih putranya, Ismail, atas perintah Allah. Nabi Ismail pun menerimanya dengan sabar dan Ikhlas. Namun sebagai bentuk kasih sayang dan balasan atas kesabaran dan ketaatan mereka, Allah menggantinya dengan seekor domba.

Dari kisah kehidupan mereka pula kita mendapatkan berbagai pelajaran yang berarti bagi kehidupan.Seperti kisah mereka saat membangun ka’bah di Makkah, dan berbagai ritual haji (tawaf, sa’I, dan melempar jumrah) berasal dari kisah hidup mereka, termasuk perjuangan Siti Hajar mencari air hingga munculnya air zamzam.

Selain itu, Nabi Ibrahim tidak hanya mengajarkan keikhlasan dan ketaatan mutlak kepada Allah, Namun, lebih dari sekadar ibadah, kisah ini menyimpan rahasia family goals, berupa nilai-nilai keluarga yang ideal, yang bisa kita teladani:

  1. Ketaatan kepada Allah SWT sebagai pondasi keluarga sejati.
    Fondasi utama untuk membentuk keluarga yang sejati adalah dengan sebuat ketaatan. Nabi Ibrahim AS menunjuk bahwa ketaatan kepada Allah SWT berada diatas segalanya, termasuk Ketika beliau harus meninggalkan keluarganya ditempat tandus, bersedia untuk menyembeli anaknya, dan membangun Ka’bah atas perintah Allah. Untuk mendapat keluarga yang ideal adalah Dimana saat suatu keluarga menjadikan perintah Allah SWT sebagai prioritas utama dalam Keputusan hidup.
  2. Kesabaran dan keteladan adalah karakter pemimpin keluarga
    Nabi Ibrahim AS menjalani hidup dengan kesabaran luar biasa saat menunggu keturunan diusia tua dan tetap berdakwah meski ditolak keras oleh kaumnya. Beliau tetap menjadi pribadi yang konsisten, tegas, namun tidak kasar. Dari gambaran pribadi beliau untuk menjadi ayah atau pemimpin keluarga harus menjadi contoh dalam menghadapi cobaan, bersikap sabar, dan tetap tenang dalam menjalani ujian kehidupan.
  3. Komunikasi adalah perekat harmoni keluarga
    Nabi Ibrahim AS menunjukkan tiga bentuk komunikasi yang patut diteladani, yakni:
    a) Dengan Allah SWT, beliau selalu berdoa dan memohon petunjuk untuk selalu dalam kebaikan, serta bagaimana beliau menyapaikan segala harapan dan kesulitannya.
    b) Dengan keluarga, nabi Ibrahim AS selalu berbicara lembut kepada Ismail saat menyampaikan perintah penyembelihan, menunjukan pendekatan penuh kasih sayang.
    c) Dengan Masyarakat, beliau selalu berdakwah dengan cara yang santun, persuasif dan penuh hikmah.
    Komunikasi yang baik adalah kunci keharmonisan rumah tangga dan keberhasilan membina hubungan dengan sesama.
  4. Pengorbanan dan Kasih Sayang adalah fondasi emosional keluarga. Nabi Ibrahim sangat mencintai keluarganya, namun tetap mendahulukan cinta kepada Allah SWT. Beliau meninggalkan Siti Hajar dan anaknya (Ismail) bukan karena ingin mengabaikan, melainkan karena ketaatan kepada Allah. Karena keluarga bahagia terlahir dari rasa cinta yang tulus dan berlandaskan iman, bukan sekedar perasaan duniawi.
  5. Keimanan Yang Kuat adalah pilar keteguhan dlaam setiap ujian. Nabi Ibrahim tidak pernah mempertanyakan perintah Allah. Beliau langsung melaksanakannya, walaupun itu ujian yang sulit. Karena beliau percaya bahwa janji Allah itu benar untuk memberi pertolongan. Dan keluarga yang kuat harus dipimpin oleh imam yang mantap, agar tidak goyah dalam menghadapi badai kehidupan.

Ada tambahan nih, dalam konteks dzulhijjah dan ibadah yang menyertainya, umrah juga menjadi bagian penting. Berikut hukum umrah menurut empat mazhab:

a) Mazhab syafi’I dan Hanbali: umrah hukumnya wajib sekali seumur hidup bagi yang mampu, sebagaimana haji. Mereka berdalil dengan ayat “Dan sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah.” (QS. Al-Baqarah: 196)

b) Mazhab Hanafi dan Maliki: umrah tidak wajib, tapi sunnah muakkadah. Jika dilakukan berpahala besar jika tidak, tidak berdosa.
Menjalankan umrah juga termasuk dalam bentuk ketaatan dan cinta kepada Allah SWT, yang juga menjadi bagian dari nilai-nilai keluarga Ibrahim, pengorbanan, ibadah, dan keikhlasan.

Keluarga Nabi Ibrahim bukan hanya dikenang karena sejarah besar dalam islam, tapi juga karena nilai-nilai abadi yang mereka wariskan. Dari ketaatan, kesabaran, komunikasi, pengorbanan, hingga keimanan, semuanya menyatu membentuk family goals Islami yang layak menjadi inspirasi keluarga muslim masa kini.

Semoga kita semua mampu meneladani nilai-nilai ini dalam membangun keluarga yang tidak hanya harmonis secara duniawi, tapi juga kokoh secara spiritual, hingga menjadi keluarga yang dirindukan surga.