Sabercamp Ibnu Katsir: Dari Ring Tinju untuk Dakwah dan Pembinaan Pemuda

Ada kebanggaan tersendiri yang dirasakan keluarga besar Sabercamp Ibnu Katsir. Dalam ajang Kejuaraan Tinju Amatir Piala DPD IWOI dan Kapolres Banyuwangi Se-Jawa Bali yang digelar pada 9–10 Agustus 2025 di Banyuwangi, tim ini berhasil membawa pulang empat medali emas dari total 11 atlet yang diturunkan.

Keempat medali emas itu diraih oleh:

M. Syamil Huda (Youth)

M. Ma’ruf A.T (Elite)

Maulana Rifki Rafinsyah (Youth)

M. Haris Saifullah (Elite)

“Pertama-tama tentu kami sangat bersyukur,” ungkap pelatih sekaligus pembina Sabercamp yang akrab dipanggil mas Rendy, dengan wajah penuh haru. “Bisa berpartisipasi saja sudah anugerah, apalagi Allah beri kemenangan dengan empat emas. Ini bukan hanya soal prestasi olahraga, tapi juga bentuk kontribusi kami dalam dakwah, pembinaan karakter pemuda, dan tentu saja membawa nama baik Yayasan Ibnu Katsir.”

Setiap kali naik podium, tim Sabercamp juga selalu mengibarkan bendera Palestina. “Itu kampanye kami, bahwa olahraga bisa menjadi sarana untuk menyuarakan pembebasan dan keadilan,” tambahnya.

Meski berbuah manis, perjalanan menuju kemenangan tidaklah mudah. Lawan yang dihadapi sebagian besar adalah atlet berpengalaman, bahkan ada yang berasal dari Porprov dan satuan TNI. Sementara, banyak atlet Sabercamp baru berlatih belum sampai setahun.

“Dari segi jam terbang, jelas kami tertinggal. Belum lagi perjalanan ke Banyuwangi yang memakan waktu 5–6 jam lewat jalur Baluran. Sangat menguras tenaga. Tapi alhamdulillah anak-anak tetap bisa tampil maksimal di ring,” kenangnya.

Lalu, apa yang membuat Sabercamp bisa tampil percaya diri meski menghadapi atlet-atlet senior?
“Karena sejak awal kami tanamkan pada anak-anak: bertanding ini bukan sekadar soal menang. Target utama adalah tampil baik, menjaga niat, dan membawa misi kebaikan. Hasilnya apa pun, itu bukan kegundahan. Yang penting kita berjuang dengan niat yang lurus,” jelasnya.

Nilai inilah yang membuat para atlet tidak terbebani, justru tampil dengan energi penuh di setiap ronde.

Setelah kemenangan ini, Sabercamp bertekad untuk terus konsisten berlatih dan menjaga pembinaan. “Kami ingin tetap berpartisipasi di kejuaraan-kejuaraan mendatang, sambil memperkuat mental, karakter, dan spiritual anak-anak. Harapannya, Sabercamp bisa menjadi salah satu wajah Yayasan Ibnu Katsir di bidang olahraga,” katanya.

Sabercamp bukan hanya tempat melatih fisik, tetapi juga menjadi wadah anak-anak muda agar terhindar dari lingkungan negatif. “Daripada mereka hanyut dalam pergaulan yang salah, lebih baik mereka masuk ke lingkungan positif, terarah, dan bernilai dakwah. Di sini, mereka tidak hanya berlatih tinju, tapi juga membentuk adab, akhlak, dan karakter.”

Kepada generasi muda yang tertarik dengan tinju, pintu Sabercamp terbuka lebar. “Silakan bergabung. Yang penting niatkan dengan benar, bukan hanya untuk prestasi, tapi juga untuk memperbaiki diri. Di Sabercamp, skill tinju akan dilatih, tapi lebih dari itu, mental dan akhlak juga dibina. Dan alhamdulillah, kami sudah resmi bergabung dengan Persatuan Tinju Amatir (Pengcab Jember), sehingga jalur prestasi juga terbuka luas.”

Bagi pembina Sabercamp, motivasi terbesar membentuk komunitas ini bukan hanya soal medali. “Saya bukan santri, bukan hafidz Qur’an, bukan pula ustadz yang punya banyak ilmu agama. Tapi saya ingin tetap berkontribusi. Inilah cara saya berdakwah, melalui olahraga. Saya ingin pemuda punya tempat sehat untuk menyalurkan energi mereka, sekaligus membangun mental dan karakter yang kuat. Kalau ustadz-ustadz lain berjuang lewat ilmu, saya ingin berjuang lewat olahraga,” ucapnya mantap.

Dari ring tinju, Sabercamp Ibnu Katsir membuktikan bahwa olahraga bisa menjadi ladang dakwah, wadah pembinaan, sekaligus jalan pengabdian untuk masyarakat. Empat medali emas hanyalah awal. Hal yang lebih penting adalah lahirnya generasi muda yang sehat, berkarakter, dan siap menjadi pejuang kebaikan.