Ibka 5 Batu Dikunjungi  "Keluarga Allah" Dari Bandung

Jarum jam baru saja menunjukkan pukul 08.00 pagi itu. Tidak biasanya suasana kampus di PPA Ibnu Katsir 5 Kota Batu begitu ramai pendatang. Di tengah Gazebo sudah dipenuhi wanita wanita berhijab warna hijau tua. Sementara di ruang aula duduk rapi para pemuda berwajah teduh berjenggot tipis sembil memegang mushaf Al quran. Sebagian terlihat sambil murojaah melantunkan bacaan quran dengan suara tertahan lirih. Para asatidz dan pengurus dengan pakaian rapi terlihat sigap menyambut dan menyapa para tamu dan mempersilahkan mereka memasuki ruangan aula yang sudah disiapkan.

Rabu 9 Oktober pagi itu, keramaian di kampus Pesantren Ibnu Katsir Batu rupanya sedang mendapat kunjungan rombongan para ‘Keluarga Allah’. Mereka adalah para penghafal Al Quran program takhosus dari Pesantren Tahfidz Generasi Rabbani Qurani (GRQ) Bandung Jawa Barat. Rombongan berjumlah 91 orang ikhwan dan akhwat, dipimpin langsung oleh Ketua Pembina Yayasan Generasi Rabbani Qurani Ust.Jafar Sidik Al hafidz. Bersama rombongan hadir lengkap ketua yayasan ustadzah Ikah Suartikah dan Ust.Hanif Habibullah Al hafidz selaku Mudir didampingi segenap Musyrif dan Asatidz Pesantren Tahfidz GRQ. Sementara dari Ibnu Katsir Batu nampak hadir pengurus yayasan ikut menyambut.


Silaturrahim rombongan Pesantren Tahfidz GRQ berangkat dari Bandung merupakan bagian dari rangkaian acara Rihlah Ilmiyah selama 3 hari ke beberapa destinasi wisata di Jawa Timur termasuk jaulah ke Pesntren Al Quran Ibka 5 Batu. ” Kunjungan kami kesini merupakan program jaulah ke salah satu pesantren Tahfidz yang ada di Jawa Timur, Ibnu Katsir pilihannya. Karena memiliki program yang hampir sama yaitu program takhosus”, kata ust. Jakfar dalam kata sambutannya. Kunjungan ini juga dimaksudkan sebagai sarana sharing ilmu dan pengalaman untuk menambah wawasan dan semangat para santri dalam menghafal, lanjut pria yang menjadi salah satu Musyrif Mukhoyyam Quran Nasional ini.

PESANTREN BEBAS BIAYA
Pesantren Tahfidz GRQ Bandung merupakan lembaga pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan tahfidz Al Quran untuk usia mahasiswa dan dewasa secara gratis tanpa dipungut biaya. Ust.Jafar Ketua pembina GRQ merupakan seorang Hafidz Quran jebolan Markaz Quran Jakarta pimpinan ust.Abd.Aziz Abdurtauf. Berdiri sejak tahun 2013, pesantren ini sudah menelurkan puluhan hafidz dan hafidz qur’an yang sudah tersebar mengabdikan diri di berbagai lembaga.


Tidak seperti pesantren pada umumnya, santri biasanya di di pungut biaya minimal biaya makan. Uniknya, pesantren ini justru menggratiskan biaya bagi selurih santri yang mondok di dalamnya. Dari mana biayanya ? Menurut Ust.Jafar dirinya mendirikan pesantren tahfidz ini, tujuannya bukan untuk mendapatkan keuntungan bersifat materi. Tapi semata mata ingin memuliakan Al Quran dan para ahlul quran dan meninggikan kalimat Allah. “Saya yakin kalau kita niatnya membantu agama Allah,maka Allah juga yang akan membantu kita” tegas pria dengan tubuh bongsor ini. Selama ini santri tidak pernah mengalami kurang atau kelaparan, ada saja bantuan untuk makan sehari hari, lanjutnya. “Inilah di antara keajaiban Al Quran, kita diberi banyak kemudahan kemudahan oleh Allah”. Buktinya, kata beliau semakin banyak santri semakin banyak bantuan yang datang dari jalan yang tak disangka sangka.

Saat ini,para santri yang ingin menghafal quran datang ke pondoknya dari berbagai daerah. Bukan saja dari Jawa, tapi juga ada yg luar jawa. Bahkan sarana prasaran yang ada belum mampu menampung sejumlah santri sehingga harus tinggal bersama masyarakat sekitar pondok. ” Sekarang yang tinggal di asrama hanya santri putri, sedangkan santri putra masih di titipkan dirumah rumah warga sekitar. Sebagian ada yang tinggal di masjid”, terang ust.Jafar melanjutkan ceritanya.

Selaku tuan rumah,Ustadz Syukri Nur Salim yang memberikan sambutan sebagai Mudir Ibka 5 Batu merasa bersyukur dan bangga atas kunjungan Pesantren yang jauh-jauh datang dari Bandung. “Sebenarnya kami yang lebih layak datang berkunjung untuk menimba ilmu dan pengalaman ke Bandung. Tapi kali ini justru didatangi sumber ilmu.Tentu kami senang dan bangga”, ucap Ust.Syukri merendah. Tidak berlibahan, lanjut pria kelahiran lombok ini, bila Ibnu Kantsir yang harus banyak belajar dari pesantren GRQ yang sudah banyak mencetak para penghagal quran. Dirinya berharap bisa banyak istifadah untuk mendapatkan sharing ilmu dan metode yang sudah dilakukan di pesantren GRQ Bandung.

Diakhir sesi dialog, kedua pihak saling sharing ilmu dan pengalaman dalam mengembangkan metode tahfidz quran dan penggalangan dana fundrising. Acara ditutup dengan pemberian cindera mata diantara kedua lembaga diwakili Ust.Abdullah Salim Bahmudah mewakili Ibka 5 Batu dan diterima Ust.Jafar Sidik mewakili GRQ. (*)