Tarhib Ramadan Kyai Abuhasanuddin di Pengajian Ikadi Jember

Notulensi ditulis oleh Ika Salim dan Afifah Afra, mahasantri PPA Ibnu Katsir 2

Berbicara tentang Ramadhan, Rasulullah SAW mengingatkan kita dengan do’a “allahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya’bana wa ballighnaa Ramadhan.” Do’a ini senantiasa menjadi alarm dari Rasulullah SAW tentang akan datangnya tamu istimewa, yaitu bulan suci Ramadhan. Bulan yang menjadi Istimewa karena diistimewakan oleh Sang Maha Istimewa, oleh Manusia paling istimewa (Rasulullah SAW), oleh orang-orang Istimewa (sahabat dan tabi’in). Saking bahagianya akan bulan ini, para sahabat bahkan berharap ada 11 bulan Istimewa.

Jika Allah SWT saja mengistimewakan Ramadhan, kenapa kita tidak? Jika Rasulullah SAW dan orang-orang terbaik di masanya saja mengistimewakan Ramadhan, lantas mengapa kita yang imannya belum seberapa ini merasa biasa saja dengan kedatangan Ramadhan? Jawabannya adalah, bisa jadi kita tidak merasa Istimewa karena kita tidak tahu keistimewaannya. Kita tidak tahu nilai yang terkandung didalamnya.

Kita terkadang gagal paham kalau Ramadhan itu Istimewa. Merasa Ramadhan selama ini sama saja. Kini Ramadhan semakin dekat, kira-kira perasaan apa yang ada dalam dada kita? Bahagia? Yakinkah? Jika benar, apa yang menyebabkan rasa Bahagia itu hadir? Karena seringkali jawaban yang terlontar dari lisan sama sekali tak sama dengan apa yang tersembunyi di dalam hati. Itulah mengapa di yaumul hisab nanti, lisan akan kelu dan mata akan mengatakan segalanya. Karena mata lebih jujur.

Pertanyaan yang tak kalah penting, yang kita sukai adalah Ramadhannya ataukah hari rayanya? Mari sama-sama kita renungi, supaya kita sama-sama sadar. Ada sesuatu yang Istimewa, kok disia-siain? Sudah berapa Ramadhan yang kita lalui? Mengapa sama saja? Mengapa tak ada yang berubah dalam keimanan kita? Ada tidaknya perbuahan tergantung persiapan kita. Ketika bapak/ibu mau menikahkan anaknya, banyak yang harus disiapkan. Sewa tenda, kathering makanan, souvenir dan lain-lain. berapa lama waktu persiapannya? Biasanya disiapkan 3 bulan sebelum hari-H. Persiapan selama itu untuk sesuatu yang esensinya tak lebih dari satu menit (akadnya).

Lalu, apa saja yang sudah kita siapkan untuk Ramadhan? Setidaknya ada beberapa hal yang harus kita siapkan dalam menyambut Ramadhan, diantaranya tadi sudah disebutkan yaitu persiapan rasa/hati. Yang kedua adalah persiapan ilmu. Mulailah mengkaji Ramadhan dari sekarang. Apa saja keutamaannya dibanding bulan lain, amalan-amalan yang bisa kita kerjakan, hingga hal-hal yang sebaiknya kita hindari didalamnya. insyaaAllah dengan ilmu yang kita dapatkan, akan menambah keyakinan kita akan keistimewaan Ramadhan.

Yang ketiga adalah persiapan fisik. Perbanyak puasa sunnah mulai sekarang. Senin kamis atau puasa daud. Bukan ibadah haji saja yang membutuhkan fisik prima, puasa juga demikian. Yang keempat yaitu persiapan anggaran. Untuk bersedekah, memberi makan fakir miskin, dan transaksi lain yang bisa menambah pahala. Dan yang tak kalah penting adalah persiapan program. Buatlah perencanaan terbaik selama bulan Ramadhan. Apa saja yang akan dilakukan, Bersama siapa, Dimana, semuanya harus direncanakan sejak awal.

Sebenarnya apa yang kita dapatkan di Ramadhan? Kenapa kita harus mengistimewakannya? Pertanyaan ini pasti pernah terlintas di benak kita. maka ketahuilan bahwa Ramadhan datang sekali dalam setahun untuk mengangkat derajat kita ke tempat yang lebih tinggi. Dari seorang muslim menjadi mukmin, dari mukmin menjadi muttaqin.

Dalam surah Al-Baqarah, telah diserukan kepada orang mukmin “wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu untuk berpuasa seperti telah diwajibkan kepada orang-orang sebelummu agar kamu menjadi orang yang bertaqwa”. Perintah puasa diserukan kepada orang beriman agar menjadi orang yang bertaqwa.

Mengapa demikian? Karena orang yang masuk derajat taqwa akan diberi bekal terbaik untuk sukses dunia akhirat. Fattaqullaha la’allakum tuflihuun. Bertakwalah kepada Allah agar kalian menjadi orang yang sukses. Bertaqwalah maka Allah SWT akan dampingi dalam keadaan apapun.

Maka dari itu, mari gunakan kesempatan Ramadhan ini untuk memupuk taqwa sebaik mungkin. Allah bukan hanya akan mendampingi, tetapi juga membersamai dan memberi Solusi. Lantas apa yang kit acari jika bukan itu semua? Wallahu a’lam.