
ditulis ulang dari coretan Dr. Atabik Luthfi (DAL)
Allah ﷻ berfirman,
“Dan (ingatlah) Maryam binti ‘Imran, yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami. Dia membenarkan kalimat Rabbnya dan kitab-kitab-Nya, dan ia termasuk orang-orang yang sangat taat.”
(QS. At-Tahrim: 12)
Ayat penutup dari Surah At-Tahrim ini menggambarkan sosok Maryam binti ‘Imran, sebagai teladan perempuan beriman sepanjang zaman. Allah menghadirkan kisah Maryam untuk menjadi contoh ideal bagi semua wanita, terutama mereka yang memilih untuk menjaga kehormatan dan memelihara diri di tengah ujian kehidupan.
Maryam adalah wanita suci yang tidak bersuami, namun ia tetap menjaga kesucian dan kehormatan dirinya. Lalu karena kehendak Allah, ia mengandung Nabi Isa ‘alaihissalam melalui tiupan ruh dari Allah tanpa melalui proses biologis seperti manusia pada umumnya.
Empat Wanita Penghulu Surga
Rasulullah ﷺ menyebut Maryam sebagai salah satu dari empat wanita terbaik sepanjang sejarah, dalam sabdanya:
“Wanita penghuni surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti ‘Imran, dan Asiyah binti Mazahim (istri Fir‘aun).”
(HR. Ahmad, Ath-Thabrani, dan Al-Hakim)
Pelajaran dari Maryam untuk Perempuan Masa Kini
- Maryam menunjukkan bahwa status sosial bukan ukuran kehormatan. Yang utama adalah ketaatan dan kesucian hati.
- Allah menolong hamba-Nya yang bertakwa dan menjaga diri.
- Meski difitnah dan sendiri, Maryam dibela Allah dengan bukti dan kemuliaan luar biasa.
- Keimanan dan ketundukan kepada Allah adalah puncak kehormatan seorang wanita.
- Maryam disebut sebagai wanita yang membenarkan kalimat Rabb-nya dan termasuk qanitin (orang-orang yang tunduk taat total kepada Allah).
Referensi:
QS. At-Tahrim: 12
HR. Ahmad (no. 2663), Ath-Thabrani, dan Al-Hakim
Tafsir Al-Baghawi, Tafsir Ibn Katsir