Poskestren Ibnu Katsir Jember; Bukti Keseriusan Pondok & Sekolah Peduli Pada Kesehatan Santri
Tulisan ini hendak memotret bagaimana sekolah dan pesantren sangat memperhatikan kesehatan para siswa dan santrinya. Dengan harapan; Pertama, dapat memotret kesiapan pesantren dalam memberikan layanan kesehatan kepada santri. Kedua, memberi pengetahuan kepada orang tua santri, sampai seberapa jauh keterlibatan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) memberikan layanan pada para santri. Ketiga, urusan kesehatan sama pentingnya dengan urusan pendidikan, sehingga layanan kesehatan santri juga seharusnya menjadi bagian dari pertimbangan calon orang tua santri memasukkan anak-anaknya ke pesantren.
Liburan semester telah berlalu, dan Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnu Katsir Jember, tempat anak kedua saya (Nafis El-Azhim) menimbah ilmu, liburan semester selama 12 hari. Dan persis hari Sabtu tanggal 7 Januari 2023 pukul 10.30 saya dan keluarga mengantarnya, berangkat dari rumah Babat Lamongan menuju Ponpes. Dan sesuai surat edaran dari Ponpes, santri diharuskan berada di Ponpes sebelum magrib. Alhamdulillah persis sebelum magrib, dalam kondisi lingkungan Ponpes baru saja turun hujan, mobil saya parkir di lapangan futsal berhadapan beberapa meter dari gedung sekolah dan asrama. Semua barang kebutuhan anak diturunkan untuk dimasukkan ke kamarnya. Dan saya bergegas memarkir mobil di halaman masjid Ponpes mengambil air wudhu, persiapan sholat magrib.
Selepas menunaikan sholat magrib berjamaah yang diimami santri senior (kelas 11 atau 12) SMK IT Ibnu Katsir Jember, dengan bacaan yang fasih (tahsin) dan membawakan potongan surat panjang dari Al Qur’an, dilanjutkan berdoa dengan jahr dengan maksud berdoa sekaligus mengajarkan hafalan doa kepada semua santri. Setelah kegiatan sholat dan doa selesai, saya meminta waktu bertemu dengan Ustadz Imam, selaku mudir, pengasuh Ponpes, untuk melaporkan kegiatan anak saya di rumah selama liburan dan harapan kedepannya dari orang tua kepada Ponpes. Semua maksud sudah saling tersampaikan, dan saya berpamitan untuk melanjutkan perjalanan pulang.
Di mobil telah menunggu anak kedua saya (Nafis El-Azhim), tanpa basa basi, saya sampaikan kepada anak saya, apa saja yang menjadi pesan kyai dan aturan pondok harus dijalankan, dikuti dengan sungguh-sungguh. Demikian pun harapan kami sebagai orang tua, dalam bentuk nasehat nasehat kebaikan untuk dirinya dan selalu saya sisipkan di akhir pertemuan, agar anak saya membaca doa mencari ilmu di hadapan kami. Dan kebiasaan ini juga berlaku bagi kakaknya dan juga adiknya yang sama sama menuntut ilmu di tempatnya masing masing, jika bertelpon kepada kami, juga kami minta agar membacakan doa menuntut ilmu. Ini adalah cara kami mendidik dan mengingatkan, bahwa dikirim ke pondok, ke kampus adalah untuk belajar, mencari ilmu, menambah wawasan, ketrampilan dan memperbaiki adab serta memperluas pergaulan.
Waktu berlalu, persis di hari Selasa tanggal 10 Januari 2023, anak saya telpon, kalau kondisinya sakit, dan selama tiba di Ponpes belum pernah masuk sekolah dan mengikuti kegiatan Ponpes. Semula saya justru menyalahkannya, kenapa tidak sekolah dan tidak ngaji. Anak saya bilang, kondisi benjolan di paha dalam bagian atas semakian mengeras dan tidak bisa di buat jalan karena nyeri. Memang sebelum berangkat kembali ke Ponpes, hari Sabtu tanggal 7 Januari 2023 pukul 09.00 saya sempat membawanya ke Puskesmas Babat Lamongan, untuk berkonsultasi. Anak saya pantau dari luar ruang pemeriksaan, saya ingin ngetes bagaimana cara ia menghadapi dokter, perawat, bagaimana caranya menyampaikan jawaban setiap pertanyaan bagaimana harus berpenampilan. Di akhir sesi, saya muncul dipanggil untuk dikonfirmasi oleh dokter atas sejumlah keluhan dan hasil observasi nya.
Semua saya anggap sudah selesai, anak saya dapat resep obat dari dokter untuk di tukar di apotik puskesmas, dan pulang ke rumah, berkemas persiapan berangkat kembali ke Ponpes Ibnu Katsir Jember. Akan tetapi, kondisinya tidak membaik, bahkan benjolan kian mengeras yang membuatnya tidak bisa leluasa beraktifitas. Karena itu saya sampaikan ke anak saya agar berterus terang atas kondisi yang dialami kepada wali kelas. Akhirnya Selasa malam pukul 21.30 saya menelpon wali kelas nya menanyakan kondisi anak saya, dan alhamdulillah saya mendapat jawaban yang melegakan, sebab sakit anak saya sudah dilaporkan ke Poskestren Ibnu Katsir dan sudah mendapat tindakan. Kami ber empat (saya, anak, wali kelas dan tenaga medis Poskestren) saling berkomunikasi dan mengabarkan kondisi yang senyatanya, bahwa anak saya telah dipantau oleh dokter spesialis bedah dan akan menjalani operasi benjolan secepatnya.
Babat Lamongan dan Jember dengan jarak tempuh perjalanan normal 6,5 jam bahkan hingga 7 jam perjalanan fasilitas toll, bukan waktu yang pendek. Apalagi saya dan istri sama sama bekerja, dan tidak mudah meninggalkan tugas, harus berkonsultasi ke atasan dan teman sekerja. Karena itu, saya kirim foto kartu BPJS anak saya dan Kartu Keluarga (KK) dengan harapan untuk keperluan medis, terlebih tindakan operasi medis dapat dimanfaatkan, dengan harapan dapat meringankan keuangan kami. Dan segala menyangkut kesehatan anak, saya percayakan kepada Poskestren. Dan Alhamdulillah, komunikasi antar kami berempat lancar sekali; pihak sekolah melalui wali kelas dapat memahami kondisi anak saya dan peduli dengan kondisinya, demikian pun Poskestren memperlihatkan kesigapan melakukan tindakan yang perlu dilakukan dan melakukan pendampingan hingga mendapat kepastian kapan akan dilakukan tindakan operasi.
Anak saya bertelpon, dan saya kuatkan mentalnya. Pesan saya kepadanya; “anak laki laki dan sudah usia remaja harus kuat dan mandiri meski tanpa orang tua, siap menghadapi apa saja dan siapa saja dengan percaya diri. Buatlah dirimu berwibawa dihadapan orang lain, perhatikan penampilanmu, kata-kata mu dan jangan kekanak-kanakan”. Pagi ini, Ahad 15 Januari 2023, saya menerima telepon dari Poskestren Ibnu Katsir, kalau tindakan medis akan dipercepat, dan insya Allah besuk Senin tanggal 16 Januari 2023; tindakan operasi siang atau malam. Dan saya masih minta kepastian pukul berapa saya harus sudah berada di rumah sakit untuk menandatangani persetujuan dilakukan tindakan medis dan pukul berapa pelaksanaan operasinya. Sambil menunggu kabar dari Poskestren, saya membuat tulisan ini dengan tujuan mengapresiasi keseriusan dan kesigapan Ponpes dan sekolah menangani masalah kesehatan siswa dan santrinya.
Tentang keberadaan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) mengingatkan saya pada Permenkes Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Poskestren didefinisikan sebagai salah satu wujud Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren. Tujuan Poskestren adalah untuk mewujudkan kemandirian warga pondok pesantren dan masyarakat sekitar dalam berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan Poskestren adalah pelayanan kesehatan dasar, di mana beberapa pelayanan seperti imunisasi dan pemeriksaan fisik berkala dalam pelaksanaannya dilakukan oleh petugas kesehatan.
Dari uraian saya di atas, Poskestren Ibnu Katsir Jember benar benar telah membuktikan keberadaannya sebagai Pos Kesehatan Pesantren yang benar benar bekerja memantau, melayani dan memberikan pendampingan para santri di bidang layanan kesehatan. Dan saya sangat berharap, Pertama, pemerintah dapat memberikan kenaikan status dari Poskestren menjadi Pusat Kesehatan Pesantren (Puskestren) atas layanan dan praktek baik yang telah dijalani Ponpes Ibnu Katsir Jember. Kedua, keberadaan Ponpes dan sekolah sekolah Ibnu Katsir Jember (SMK IT Ibnu Katsir) terbukti dapat diandalkan dan bisa menjadi pilihan masyarakat, mempercayakan anak-anaknya untuk di bimbing, menjadi sekolah dan pondok pilihan. Ketiga, saya menaruh harapan besar, dengan apa yang selama ini dijalani, Ponpes Ibnu Katsir Jember bisa melahirkan lulusan yang dapat diandalkan, menjadi insan yang mandiri dan manfaat dimanapun tinggal dan bertugas. Serta lulusan yang hati dan pikirannya tetap terpaut dengan Ibnu Katsir, dapat membawa nama baik Ponpes Ibnu Katsir, membantunya untuk kian naik kelas.
Ditulis oleh

H. Tamam Choiruddin, M.Si.
Walisantri & Walisiswa SMK IT Ibnu Katsir Jember