Hafalan Minggat Gara-Gara Maksiat

Sedikit atau banyak, maksiat yang dikerjakan seseorang, apalagi seorang penghafal Al Quran, bisa menghilangkan hafalan yang ia miliki. Jika melihat bagaimana contoh yang ditunjukan oleh para ulama salaf, maka akan didapati bahwa mereka sangat berusaha untuk menjaga diri dari perbuatan maksiat.

Ketika mereka menyadari ada ilmu yang terlupa atau hafalan yang menghilang, para ulama salaf langsung menyadari bahwa hal itu terjadi diakibatkan dosa yang mereka kerjakan.

Dalam Hilyatul Aulia, Jafar bin Sulaiman al-Dhubbaii mengatakan :

“Malik bin Dinar termasuk manusia yang paling hafal al- Qur’an. Ia membaca satu juz al Quran setiap harinya untuk kami (talaqqi) hingga ia mengkhatamkannya.

Jika ia lupa akan satu huruf, ia langsung mengatakan: “Lupa ini karena dosa yang saya kerjakan, dan Allah tidak pernah menzhalimi hamba-hambaNya.”

Begitu pula dengan Abdullah bin Mas’ud yang mengatakan, “Sungguh aku menduga bahwa seseorang itu melupakan ilmunya disebabkan kesalahan yang dikerjakannya.”

Maka dari itu, Ibnul Qoyyim juga menambahkan mengenai dampak dari maksiat yang akan dirasakan oleh orang yang mengerjakannya,

“Dan maksiat itu memiliki banyak akibat yang buruk, tercela dan berbahaya bagi hati dan tubuh, baik di dunia maupun di akhirat. Hanya Allah ﷻ yang mengetahuinya.

Di antaranya dampak buruk dari perbuatan maksiat adalah terhalangi dari ilmu. Ilmu adalah cahaya yang diletakkan Allah ke dalam hatinya, dan kemaksiatan itu akan memadamkan cahayanya.

Itulah dampak maksiat yang akan dirasakan oleh seseorang yang melakukannya sebagaimana disampaikan ulama salaf. Maka dari itu, penting bagi para penghafal Al Quran untuk meminimalisir kemungkinan untuk bermaksiat yang akan merugikannya.

 

Artikel ini telah tayang di KhazanahImani.com, website yang diasuh oleh alumni Ibnu Katsir