Sehatkan Pencernaan, Siap Sambut Ramadhan | Kajian Ikadi edisi Februari


Ringkasan Kajian dr. Firah Diyansah, Sp.B. Subsp. BD oleh Mahasantri Ibnu Katsir 2, Afifah Afra

Bulan Ramadan adalah bulan yang sangat dinanti-nantikan, penuh dengan berkah dan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Perintah berpuasa yang kita jalankan di bulan ini merupakan kewajiban, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 183:

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Firman ini dengan jelas menyatakan bahwa puasa Ramadan adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu. Selain itu, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan bahwa Islam dibangun atas lima perkara, yaitu:

Bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, menunaikan ibadah haji, dan berpuasa di bulan Ramadan.

Sebagai seorang dokter, dr. Firah sering menemui berbagai permasalahan kesehatan yang muncul saat berpuasa. Beberapa keluhan yang umum terjadi di masyarakat antara lain:

  1. Letih, Lemah, dan Lesu (3L)
    Kondisi ini sering dialami pada awal bulan Ramadan, di mana tubuh masih beradaptasi dengan pola makan dan tidur yang berubah. Gejalanya meliputi rasa lelah, lemah, dan mengantuk yang dapat mempengaruhi produktivitas sehari-hari.
  2. Gangguan Lambung
    Lambung merupakan salah satu organ yang paling sering terpengaruh saat berpuasa. Banyak orang mengalami sakit maag akibat lambung yang kosong dalam waktu lama, sehingga asam lambung meningkat dan mengikis dinding lambung. Selain itu, pola makan yang tidak terkontrol saat berbuka, seperti mengonsumsi makanan berlebihan dan tidak sehat, dapat memperburuk kondisi ini.
  3. Gangguan Fungsi Hati
    Hati berperan sebagai penyaring racun dalam tubuh dan mengolah sari makanan dari usus. Ketika berbuka dengan makanan berlebihan, hati bisa terbebani sehingga fungsinya terganggu. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam metabolisme tubuh.
  4. Diabetes Mellitus (Kencing Manis)
    Penderita diabetes perlu lebih berhati-hati dalam mengatur asupan makanan saat berbuka dan sahur. Lonjakan gula darah yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi berbagai organ, termasuk jantung, pembuluh darah, dan saraf, serta dapat menimbulkan gangguan kesadaran.

Untuk menjalani puasa dengan sehat, penting bagi kita memahami bagaimana tubuh bekerja. Allah telah menciptakan sistem pencernaan dengan mekanisme yang luar biasa. Selama berpuasa sekitar 12-14 jam, sistem pencernaan beristirahat dan memiliki kesempatan untuk menetralisir racun dalam tubuh.

Banyak yang menganggap rasa lapar sebagai sesuatu yang negatif, padahal tidak selalu demikian. Saat kita lapar, tubuh memproduksi hormon grelin, yang memiliki berbagai manfaat, seperti:

  • Meningkatkan fungsi saraf pusat dan daya ingat
  • Mencegah gangguan memori pada lansia
  • Mengurangi peradangan yang berhubungan dengan reaksi alergi atau hipersensitivitas

Namun, kita tetap perlu berhati-hati dalam mengatur pola makan. Saat gula darah menurun, tubuh akan memproduksi glukagon, yang mengubah cadangan lemak menjadi sumber energi. Jika konsumsi kalori berlebihan, lemak yang tersimpan dapat menyebabkan obesitas dan gangguan metabolisme.

Menyambut Ramadan, menjaga kesehatan pencernaan sangat penting agar puasa berjalan lancar. Puasa memberikan waktu istirahat bagi sistem pencernaan untuk membersihkan racun. Oleh karena itu, aturlah pola makan dengan baik saat sahur dan berbuka, hindari makanan berlemak serta konsumsi makanan secara berlebihan. Dengan begitu, tubuh tetap sehat, dan ibadah dapat dijalankan dengan lebih optimal selama bulan suci Ramadan.